Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Lawan Kicau Rasial Trump

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jul 2019 09:18 WIB
Komentar rasial kembali terlontar dari Donald Trump. Kini, korbannya adalah empat perempuan yang membawa agenda penuh gertak kala menjejakkan kaki di Kongres.
Foto: REUTERS/Erin Scott
Rashida Tlaib

Nama Rashida Tlaib mulai meroket setelah dinobatkan sebagai perempuan keturunan Palestina pertama yang mendapatkan kursi di Kongres pada 2018 lalu.

Selama berkampanye, Tlaib menggaungkan tiga usulan andalannya, yaitu perawatan medis bagi semua orang, upah minimum US$15, dan reformasi regulasi imigrasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepekan sebelum pemilu, Tlaib pernah berkata kepada CBS bahwa ia siap menjadi bagian dari sejarah perubahan di AS, di mana untuk pertama kalinya seorang perempuan Muslim bisa masuk Kongres.

"Hal pertama yang saya pikirkan ketika orang berkata saya akan menjadi 'Muslim pertama' adalah merayakan momen ini," katanya.
Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Korban Kicau Rasial TrumpSelama berkampanye, Tlaib menggaungkan tiga usulan andalannya, yaitu perawatan medis bagi semua orang, upah minimum US$15, dan reformasi regulasi imigrasi. (CNN/Jeremy Moorhead)
Melanjutkan pernyataannya, Tlaib berkata, "Kita mengubah sejarah tepat di waktu saat kita anggap itu mustahil terjadi. Dan jika kalian percaya, percayalah akan kemungkinan dari seseorang seperti saya."

Beberapa jam setelah dilantik, Tlaib langsung menjadi tajuk utama berbagai media massa di AS karena ucapannya.

“Kita akan masuk ke sana dan kita akan memakzulkan si keparat itu,” katanya merujuk pada Trump.

Ilhan Omar

Selain Tlaib, nama Ilham Omar juga menanjak karena mereka merupakan dua perempuan Muslim pertama yang bisa masuk Kongres.

Lahir pada 4 Oktober 1981, Omar dan keluarganya pertama kali menginjakkan kaki di AS pada dua dekade lalu sebagai pengungsi dari Somalia. Omar baru mendapatkan predikat sebagai warga negara AS pada 2000, saat ia berusia 17 tahun.
Disokong oleh kelompok yang mendorong Ocasio-Cortez ke dunia politik, Justice Democrat, Omar juga dikenal sebagai pendukung kuat proposal kebijakan Medicare for All dan peningkatan upah minimum menjadi US$15 per jam.

Di sisi lain, Omar kerap menyulut kontroversi karena pernyataannya terkait perlakuan Israel atas warga Palestina. Awal tahun ini, Omar meminta maaf karena menuding Partai Republik mendukung Israel usai mendapatkan sumbangan dari kelompok pro-Zionis.

Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Korban Kicau Rasial TrumpIlhan Omar juga dikenal sebagai pendukung kuat proposal kebijakan Medicare for All dan peningkatan upah minimum menjadi US$15 per jam. (REUTERS/Erin Scott)

Ayanna Pressley

Bukan hanya perempuan Muslim, Kongres AS periode kali ini juga kedatangan Ayanna Pressley sebagai wanita kulit hitam pertama yang mewakili Massachusetts.

Berbeda dengan anggota The Squad lainnya, nama Pressley sudah mencuat sejak hampir satu dekade lalu, saat ia terpilih sebagai perempuan kulit hitam pertama di Dewan Kota Boston. Sejak saat itu, ia digadang-gadang sebagai bintang baru Partai Demokrat.



Belakangan, perempuan kelahiran 45 tahun silam ini kembali menyedot perhatian publik setelah menyuarakan keadilan bagi para imigran di perbatasan dengan Texas.

Suara Pressley juga selalu nyaring kala membicarakan soal pengalamannya sebagai korban pemerkosaan.
Jejak dan Gertak Empat Perempuan AS Korban Kicau Rasial TrumpAyanna Pressley adalah wanita kulit hitam pertama yang menjadi anggota Dewan Perwakilan AS mewakili Massachusetts. (REUTERS/Erin Scott)
“Semakin dekat seseorang dengan penderitaan biasanya semakin dekat pula dengan kekuatan,” katanya.
(has)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER