Jakarta, CNN Indonesia -- Sedikitnya delapan orang
tewas dalam bentrokan antara umat
Syiah dan polisi di Abuja, Nigeria pada Senin (22/7).
Seorang wartawan dan polisi turut menjadi korban dalam aksi protes menuntut pembebasan pemimpin kelompok Syiah.
Kerusuhan pecah ketika ratusan pengunjuk rasa dari Gerakan Islam Nigeria (IMN), menuntut pembebasan Ibrahim Zakzaky, yang ditahan sejak Desember 2015 atas berbagai tuduhan termasuk terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari
AFP, polisi melepaskan tembakan serta gas air mata, sementara pengunjuk rasa melemparkan bom bensin ke arah petugas. Demikian dilaporkan wartawan
AFP yang melihat enam jasad, termasuk seorang remaja.
Seorang demonstran, Abdullahi Musa, mengatakan: "Saya sekarang di depan enam mayat, salah satunya adalah anak di bawah umur."
"Banyak orang yang tertembak."
Komite perlindungan jurnalis mengatakan bahwa seorang wartawan bernama Precious Owolabi, terkena tembak hingga tewas dalam insiden tersebut.
Jurnalis untuk stasiun televisi lokal itu diduga terkena peluru nyasar.
"Pihak berwenang Nigeria harus menyelidiki dan memastikan mereka yang bertanggung jawab atas kematian ini."
Juru bicara kepolisian Nigeria, Frank Mba mengatakan satu anggota polisi tewas dan dua petugas terluka parah dalam bentrokan tersebut.
Sebuah stasiun pemadam kebakaran ikut dibakar.
Amnesty International mengutuk tindakan polisi itu sebagai "penggunaan kekuatan secara gegabah".
"Tindakan keras ini adalah bagian dari pola yang mengejutkan di mana pasukan keamanan menggunakan peluru langsung untuk membubarkan pendukung IMN yang hanya berdemo sebagai bagian kebebasan berekspresi," kata kelompok hak asasi itu.
Sementara itu IMN mengatakan pimpinan mereka Zakzaky saat ini menderita sejumlah kondisi termasuk keracunan timbal, tekanan darah tinggi, dan glaukoma yang dapat menyebabkan kebutaan.
Istri Zakzaky, Zeenah Ibrahim, juga telah ditahan sejak 2015. Menurut staf medis, dia dirawat karena mengalami luka tembak.
Seorang juru bicara Presiden Muhammadu Buhari pekan lalu menyerukan diakhirinya protes IMN yang "secara terbuka menghina Presiden".
IMN mengatakan mereka akan terus berdemonstrasi karena perintah pengadilan sebelumnya untuk pembebasan Zakzaky telah diabaikan.
"Pemerintah ini sengaja bermaksud memprovokasi gerakan itu menjadi kekerasan," kata juru bicara IMN Ibrahim Musa dalam sebuah pernyataan.
IMN, yang muncul sebagai gerakan mahasiswa pada akhir 1970-an, terinspirasi oleh revolusi Islam di Iran. Sekte ini pun mendapat pertentangan di Nigeria, di mana elite Sunni bersekutu dengan Arab Saudi.
(dea)