MERS atau dikenal dengan sindrom pernapasan Timur Tengah penyebarannya pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada 2012. Seperti halnya SARS, MERS juga merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona.
Sejak pasien pertama dinyatakan positif, MERS telah menyebar ke 27 negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Utara.
Seperti kebanyakan virus corona, MERS merupakan virus zoonis yang ditularkan antara hewan dan manusia. Ilmuwan meyakini MERS kemungkinan besar berpindah dari kelelawar ke unta dromedaris sebelum menularkan manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat ada 2.494 kasus MERS yang dilaporkan di seluruh dunia dengan 858 kematian.
WHO mengatakan infeksi MERS terjadi terutama dari kontan jarak dekat antara orang-ke-orang.
Kendati angka penyebaran dan korban meninggal lebih kecil, namun tingkat kematian akibat MERS sangat tinggi yakni mencapai 34,45 persen.
Mengutip
NBC News, butuh waktu satu tahun sejak kasus MERS pertama kali diungkap hingga bisa menginfeksi sekitar 203 orang. Sementara angka kematian MERS dalam waktu setahun mencapai 106 orang.
Jika klasifikasikan berdasarkan usia, angka kematian akibat MERS relatif beragam. Namun, risiko kematian tertinggi yakni 52,7 persen berisiko tinggi berada di rentang di atas 80 tahun atas.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
Lanjut ke halaman berikutnya: Virus Corona (Covid-19)