
Membandingkan Wabah SARS, MERS, dan Virus Corona
CNN Indonesia | Jumat, 13/03/2020 08:45 WIB

Struktur virus corona baru (Covid-19) yang disebut serupa dengan SARS, namun cenderung tidak terlalu mematikan. Sekitar 10 persen orang yang terinfeksi kemungkinan akan mengalami kematian.
Jika SARS butuh waktu enam bulan untuk dinyatakan sebagai epidemi, penyebaran Covid-19 justru lebih cepat yakni dalam hitungan satu hingga dua bulan.
Corona pertama kali dilaporkan dari pasar hewan di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir 2019 lalu. Kelelawar dan trenggiling diduga sebagai sumber penyebaran virus corona. Dibandingkan dua pendahulunya, penyebaran Covid-19 justru jauh lebih cepat.
Ahli epidemologi dari Gillings School of Global Public Health, University of North Carolina, Timothy Sheahan mengatakan struktur virus corona mirip dengan SARS yakni dua virus berbagi sekitar 80 persen genom.
Berdasarkan analisis genetika, virus corona juga belum mengalami banyak perubahan signifikan sejak pertama kali terungkap di Wuhan, China. Saat virus menular dari orang-ke-orang dan menyebar ke lokasi geografis baru, tidak jarang mereka bermutasi untuk menghindari kematian.
“Ini (corona) pada dasarnya adalah evolusi Darwin, tempat ia bertahan dari yang terkuat. Tetapi jika Anda sudah terinfeksi corona dengan penularan dari manusia ke manusia, maka kondisi Anda justru akan semakin drop,” ujar Sheahan seperti mengutip CBN News.
Jika rata-rata 35 persen pasien yang mengidap MERS dinyatakan meninggal dunia, maka Covid-19 justru jauh lebih sedikit. Tingkat kematian akibat virus corona merupakan yang terendah dibandingkan dua pendahulunya, yakni mencapai 2,07 persen. Namun jumlah korban meninggal akibat virus corona Covid-19 sejauh ini menjadi yang tertinggi yakni 4.616 orang
Hanya saja, virus ini justru lebih mudah menular. Dalam tempo sebulan, penyebaran virus corona mencapai 26 negara dunia di luar China. Memasuki bulan kedua penyebarannya, virus corona telah menginfeksi sekitar 126.061 orang di lebih dari 100 negara di dunia. Pasien berusia di atas 80 tahun memiliki risiko kematian 21,9 persen lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lain.
Ilmuwan sejauh ini belum bisa mengukur tingkat fatalitas virus lantaran jumlah pasien masih bertambah. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada awal Maret lalu mengatakan 3,4 persen dari kasus yang dilaporkan meninggal, namun jumlahnya kemungkinan berubah lantaran wabah masih berkembang.
Merebaknya wabah virus corona berimbas pada banyak sektor kehidupan. Angka kunjungan pariwisata menurun drastis lantaran sejumlah negara menutup akses masuk di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap corona. Sejumlah negara yang menerapkan aturan tersebut yakni Denmark, Italia, Mongolia, Korea Utara, dan Iran.
(evn/evn)
Jika SARS butuh waktu enam bulan untuk dinyatakan sebagai epidemi, penyebaran Covid-19 justru lebih cepat yakni dalam hitungan satu hingga dua bulan.
Corona pertama kali dilaporkan dari pasar hewan di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir 2019 lalu. Kelelawar dan trenggiling diduga sebagai sumber penyebaran virus corona. Dibandingkan dua pendahulunya, penyebaran Covid-19 justru jauh lebih cepat.
Ahli epidemologi dari Gillings School of Global Public Health, University of North Carolina, Timothy Sheahan mengatakan struktur virus corona mirip dengan SARS yakni dua virus berbagi sekitar 80 persen genom.
“Ini (corona) pada dasarnya adalah evolusi Darwin, tempat ia bertahan dari yang terkuat. Tetapi jika Anda sudah terinfeksi corona dengan penularan dari manusia ke manusia, maka kondisi Anda justru akan semakin drop,” ujar Sheahan seperti mengutip CBN News.
Jika rata-rata 35 persen pasien yang mengidap MERS dinyatakan meninggal dunia, maka Covid-19 justru jauh lebih sedikit. Tingkat kematian akibat virus corona merupakan yang terendah dibandingkan dua pendahulunya, yakni mencapai 2,07 persen. Namun jumlah korban meninggal akibat virus corona Covid-19 sejauh ini menjadi yang tertinggi yakni 4.616 orang
Ilmuwan sejauh ini belum bisa mengukur tingkat fatalitas virus lantaran jumlah pasien masih bertambah. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada awal Maret lalu mengatakan 3,4 persen dari kasus yang dilaporkan meninggal, namun jumlahnya kemungkinan berubah lantaran wabah masih berkembang.
Merebaknya wabah virus corona berimbas pada banyak sektor kehidupan. Angka kunjungan pariwisata menurun drastis lantaran sejumlah negara menutup akses masuk di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap corona. Sejumlah negara yang menerapkan aturan tersebut yakni Denmark, Italia, Mongolia, Korea Utara, dan Iran.
![]() |
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Polisi Sebut Pendukung Trump Berniat Ledakkan Gedung Parlemen
Internasional • 2 jam yang lalu
Jepang Ingin Setop Bantu Myanmar hingga Dokumen Khashoggi
Internasional 1 jam yang lalu
Korut Perbudak Tapol untuk Menambang Batu Bara
Internasional 28 menit yang lalu