PrancisPrancis sempat menjadi negara kedua di Eropa setelah Italia dengan kasus infeksi virus corona tertinggi. Prancis melaporkan kasus pertama virus corona pada 15 Februari yang menginfeksi 15 orang.
Pada 4 Maret, Prancis baru melaporkan empat orang meninggal dunia dari total 269 kasus virus corona.Namun jumlahnya melonjak drastis mencapai 1.178 kasus pada 8 Maret dengan total kematian mencapai 19 orang. Angka kematian melonjak pada 16 Maret menjadi total 148 korban jiwa dengan 6.473 kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan data tersebut merupakan angka lonjakan kematian terbesar dalam sehari yakni bertambah 29 orang dari sehari sebelumnya sebanyak 119 korban jiwa. Sementara kasus baru bertambah 900 sehingga total menjadi 5.400 orang.
Peningkatan tajam jumlah korban Covid-19 terjadi setelah Prancis mengadakan putaran pertama pemilihan kota secara serempak, kemarin, Minggu. Diperkirakan tingkat abstain tinggi karena masyarakat khawatir penyebaran virus corona di tempat pemungutan suara.
Menanggap kondisi tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan untuk memberlakukan kebijakan pembatasan perlintasan (
lockdown) mulai Selasa (17/3) tengah hari waktu setempat hingga 15 April.
 salah satu sudut kota Paris yang sepi saat lockdown. (Foto: Philippe LOPEZ / AFP) |
Di awal penerapannya, Macron berdalih kebijakan itu tidak seketat Italia dan Spanyol lantaran orang masih boleh keluar asalkan tidak melakukannya secara berkelompok.
Untuk mengawasi agar warga mematuhi aturan
lockdown, pemerintah mengerahkan helikopter dan drone. Penggunaan helikopter dan drone disebut bisa memberi gambaran panoramik yang lebih luas dari situasi kota untuk membantu petugas di lapangan.
Namun, meningkatnya kasus dan kematian akibat virus corona membuat pemerintah berpikir ulang sehingga memperketat kebijakan
lockdown. Pemerintah Prancis bahkan tak segan-segan menjatuhi denda sebesar 135 euro hingga 375 euro bagi warga yang nekat keluar rumah tanpa alasan yang jelas selama masa
lockdown. Lonjakan kematian akibat virus corona kembali terjadi tepat dua pekan setelah diberlakukan
lockdown atau tepatnya pada Senin (30/3). Angka kematian harian tercatat mencapai 148 orang, jumlah kematian harian tertinggi sejak epidemi corona terjadi di Prancis.
Dengan kematian tersebut, jumlah korban meninggal akibat virus corona di Prancis naik menjadi 3.024. Selain korban meninggal, pemerintah setempat juga melaporkan sampai dengan awal April lalu sebanyak 20.946 kasus dengan 5.056 diantaranya dirawat secara intensif.
Angka kematian akibat corona kembali melonjak hingga dua kali lipat pada 3 April lalu. Total kematian mencapai 6.503 jiwa dengan 61.650 dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Sejak saat itu, Prancis masih mencatatkan penambahan kasus baru dan angka kematian yang tidak signifikan. Pada Minggu (12/4) kemarin, Prancis hanya mencatat 2.937 kasus baru sehingga total menjadi 91.012 virus corona dari 89.431 di sehari sebelumnya.
Direktur Jenderal Kesehatan Prancis Jerome Salomon mengatakan perlambatan virus tersebut terjadi setelah pemerintah Prancis memutuskan
lockdown untuk menyeimbangkan kurva penambahan pasien corona dan jumlah pasien yang meninggal.
"Perlambatan yang terjadi beberapa hari terakhir terkait dengan disiplin warga mematuhi aturan agar tetap tinggal di rumah," ujar Salomon seperti mengutip
AFP.Prancis sendiri telah memperpanjang kebijakan penutupan wilayah atau
lockdown hingga setelah 15 April 2020 untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Perpanjangan kebijakan ini dilakukan di tengah meningkatnya kematian akibat virus corona di Eropa.
(evn)