Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, dalam sebuah forum di Washington pada Rabu (15/7) merasa tidak yakin perundingan antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, bisa digelar sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang.
Dilansir Associated Press, Kamis (16/7), Pompeo mengatakan Trump hanya bersedia bertemu Kim jika ada peluang kemajuan yang nyata. Komentar tersebut senada dengan pernyataan Korea Utara yang berulang kali menegaskan bahwa mereka enggan terlibat pertemuan lain dengan Trump.
"Korea Utara telah memberikan sinyal yang beragam (kepada AS), tapi sejujurnya Presiden Trump hanya ingin terlibat dalam pertemuan puncak jika kami percaya ada kemungkinan untuk membuat kemajuan nyata untuk mencapai hasil yang ditetapkan di Singapura," kata Pompeo dalam acara yang dipandu oleh The Hill.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Pompeo itu merujuk pada konferensi Trump-Kim pertama di Singapura pada Juni 2018.
"Korea Utara saat ini memilih tidak terlibat (dalam perbincangan) untuk (menemukan) solusi. Kami berharap mereka akan berubah pikiran," tambahnya.
Trump dan Kim sempat bertemu sebanyak tiga kali untuk membahas pencabutan sanksi ekonomi dan pelucutan senjata nuklir pada 2018. Pertemuan pertama dihelat di Singapura dan menghasilkan kesepakatan yang tidak jelas terkait Semenanjung Korea yang bebas nuklir, tanpa menjelaskan kapan dan bagaimana kesepakatan itu akan terjadi.
Lihat juga:Korut Klaim Berhasil Tangkal Covid-19 |
Akan tetapi, negosiasi antara kedua belah pihak mulai buntu sejak pertemuan puncak kedua pada 2019 yang digelar di Hanoi, Vietnam.
Beberapa analis percaya, saat ini Korea Utara akan menghindari pembicaraan serius dengan AS sebelum mereka mencoba bernegosiasi kembali pasca pemilihan presiden AS pada November mendatang. Sementara analis lain menilai pertemuan antar keduanya tidak mustahil terjadi sebelum pemilihan presiden AS.
(ans/ayp)