Kementerian Luar Negeri RI memastikan ratusan WNI di Azerbaijan dan Armenia dalam keadaan aman menyusul pertikaian mematikan antar dua negara itu.
Kemlu juga mengimbau WNI yang berada di Azerbaijan dan Armenia untuk selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat dan menjalin komunikasi dengan KBRI.
Menurut Kemlu, saat ini terdapat 130 orang WNI di Azerbaijan. Sementara berdasarkan catatan KBRI Kyiv ada 2 WNI di Armenia. "Kondisi WNI seluruhnya dalam keadaan aman," kata Kemlu lewat pernyataan di akun Twitter resmi, Kamis (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia menyerukan Azerbaijan dan Armenia untuk segera menghentikan kontak senjata di wilayah konflik Nagorno-Karabakh.
Indonesia prihatin atas eskalasi konflik bersenjata dan menyerukan kedua pihak dapat menahan diri, serta melakukan gencatan senjata.
"Mengedepankan dialog dan menyelesaikan konflik secara damai sesuai dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang ada."
Indonesia juga menyerukan agar kedua pihak kembali ke meja perundingan Minsk Process yang difasilitasi oleh Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE).
Perang antara pasukan Armenia dan Azerbaijan sudah memasuki hari keempat pada Kamis (1/10). Aksi saling gempur terjadi kendati pada pemimpin dunia telah menyerukan kedua pihak mengakhiri konflik di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Bentrokan sengit yang meletus pada Minggu (27/9) itu hingga kini telah menelan hampir 130 korban jiwa. Armenia mencatat 104 kematian tentara dan 23 warga sipil.
Armenia dan Azerbaijan terlibat sengketa wilayah atas Karabakh selama beberapa dekade.
Nagorny-Karabakh merupakan bagian wilayah Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia. Sejarah konflik dua pihak yang berada di wilayah Kaukasus ini sudah terjadi sejak perang Nagorno-Karabakh pada 1980 hingga 1994.
Usai keruntuhan Uni Soviet, wilayah ini memproklamasikan kemerdekaannya pada 1991. Namun, itu tak diakui dunia internasional. Referendum kemudian dilakukan pada 2017 dengan mayoritas mendorong kemerdekaan.
Negara-negara besar pun kembali tak mengakui hasilnya. Hanya kepada Armenia Karabakh bergantung.
Perundingan berlarut-larut yang dimediasi negara-negara besar hingga kini tetap tak menemui hasil signifikan. Gencatan senjata antara Karabakh dengan Azerbeijan terakhir terjadi pada 1994.
(dea)