Mike Pence, Sosok Tenang Pendamping Setia Trump

CNN Indonesia
Selasa, 03 Nov 2020 14:28 WIB
Mike Pence kembali mendampingi Donald Trump dalam Pilpres AS 2020. Mereka bertarung melawan penantang Joe Biden dan Kamala Harris.
Cawapres petahana AS Mike Pence. (AP/Patrick Semansky)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mike Pence kembali mendampingi Donald Trump dalam Pilpres AS 2020. Mereka bertarung melawan penantang Joe Biden dan Kamala Harris dalam pemungutan suara yang digelar Selasa (3/11) waktu setempat.

Pria kelahiran Columbus, Indiana 7 Juni 1959 itu memiliki nama lengkap Michael Richard Pence. Ia merupakan anak dari pasangan Edward dan Nancy Pence.

Melansir situs resmi Gedung Putih, Pence memperoleh gelar sarjana dari Hanover College dalam bidang Sejarah pada 1981.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karier politiknya mulai bersinar pada tahun 2000. Saat itu Pence mendapatkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, mewakili Indiana.

Pence menggambarkan dirinya sebagai "seorang Kristen, Konservatif, dan Republikan".

Untuk memenuhi prinsip-prinsip konservatifnya, Pence bersedia menentang partainya sendiri. Salah satunya adalah penentangan terhadap Undang-Undang No Child Left Behind dari pemerintahan Bush.

Sikap konservatif garis keras ini membantunya memenangkan pemilihan kembali di Indiana sebanyak lima kali dari 2001 hingga 2013.

Pada 2013, Pence terpilih sebagai Gubernur Indiana ke-50. Selama menjabat, Pence memberlakukan pemotongan pajak pendapatan terbesar dalam sejarah Indiana dengan menurunkan tarif pajak pendapatan individu, pajak properti pribadi bisnis, dan pajak pendapatan perusahaan.

Kesuksesan Pence di legislatif dan eksekutif menarik perhatian Trump. Pence diajak menemani Trump pada pemilihan presiden periode 2016-2020. Keduanya terpilih sebagai pemimpin AS pada 8 November 2016 dan mulai menjabat pada 20 Januari 2017.

Seperti halnya Trump, Pence menentang amnesti bagi penduduk yang tidak berdokumen, mendukung peningkatan keamanan perbatasan, dan menginginkan penegakan hukum yang ketat untuk mencegah imigran tidak berdokumen bekerja di AS.

Meski memiliki banyak kesamaan dengan Trump, namun Pence tercatat pernah menentang kebijakan Trump.

Saat itu, Trump sempat menyerukan larangan sementara terhadap imigrasi Muslim ke AS. Pence kemudian menulis di Twitter-nya bahwa dia tidak sepakat dengan larangan tersebut.

 "Seruan untuk melarang Muslim memasuki AS adalah ofensif dan inkonstitusional," cuitnya kala itu.

Sosok tenang

Sebagai wakil presiden, Pence kerap diminta untuk mengatasi dampak dari pengambilan keputusan Trump yang berantakan dan bersifat memecah belah.

Sejak kampanye 2016, ia bahkan disebut-sebut telah berfungsi seperti jembatan bagi Trump. Seringkali pembelaan Pence terhadap Trump hanya membutuhkan sedikit kata. Dia secara konsisten membela kebijakan presiden.


Mike Pence adalah sosok ketenangan bagi 'badai' yang dibawa oleh Presiden Donald Trump.

Pence menjadi pilar stabilitas dalam pemerintahan yang dipenuhi oleh para pejabat tinggi dan juru kampanye Trump. Selama empat tahun terakhir, ia juga menjadi daya tarik bagi Partai Republik yang meragukan elektabilitas Trump.
 
Partai Republik mencirikan Pence sebagai seorang wakil yang setia, tapi para kritikus mencapnya sebagai "penjilat" yang lebih tertarik untuk mempertahankan posisinya.
 
Dilansir AFP, wapres berusia 61 tahun itu membawa kredibilitas sebagai seorang Kristen evangelis tradisional yang dapat menarik perhatian orang Amerika yang pergi ke gereja dan kaum konservatif di daerah pertanian.
 
Pence berperan sebagai Yin bagi Trump. Ketika Trump berperan sebagai orang luar yang tidak ortodoks, Pence pendiam dan sopan. Ketika Trump mencemooh tradisi, Pence menjadi sosok yang sangat alim.
 
Pence tumbuh besar dengan mengidolakan ikon liberal seperti John F. Kennedy sebelum akhirnya berbelok ke kanan di masa dewasa.
 
Pence sangat anti-aborsi, sementara ketika menjabat sebagai gubernur Indiana, ia menandatangani undang-undang beberapa pembatasan paling ketat di negara itu untuk mengakhiri kehamilan.
 
"Trump memiliki nasionalis populis, tapi Pence adalah basisnya. Tanpa Pence, Anda tidak akan menang," kata mantan asisten Trump, Steve Bannon kepada New Yorker.
 
Motif Pence tak pernah jelas
 
Ketika menjabat sebagai wapres pada 2017 lalu, Pence membiarkan Trump menguasai seluruh panggung.
 
Pence bekerja keras secara diam-diam pada tugas penting seperti yang berhubungan dengan Kongres dan Republik, serta melakukan misi diplomatik signifikan.
 
Dia juga menyesuaikan sikap politiknya dengan pendekatan antagonis Trump terhadap perdagangan, hubungan diplomatik, dan imigrasi.
 
Salah satu momen penting Pence terlihat pada debat wakil presiden melawan Kamala Harris. Namun debat tersebut akan dikenang karena seekor lalat yang hinggap di rambut putih Pence dan menghasilkan berbagai meme di media sosial.
 


Pence tetap menjadi pemain dalam tim selama masa jabatannya. Dia tidak pernah mengkhianati perbedaan dengan Trump atau mempromosikan dirinya sendiri.
 
Motif Pence tidak pernah terukir secara jelas. Apakah dia sedang menunggu waktunya tiba, seperti yang dilakukan oleh banyak wapres lainnya untuk ambil kesempatan dalam kursi kepresidenan.
 
Ataukah seperti banyak Republikan lainnya, dia mentolerir Trump karena dalam posisinya, Pence dapat memajukan agenda sosial konservatif.
 
Awal tahun ini, ada spekulasi bahwa Trump menghadapi pertarungan sengit untuk terpilih kembali di Gedung Putih. Tapi pada akhirnya, "pasangan" itu tetap bersama.

(ndn/ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER