Aparat Meksiko Tangkap Bos Kartel yang Bantai Satu Keluarga

CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2020 20:40 WIB
Aparat Meksiko menangkap pimpinan kartel narkoba yang diduga membantai satu keluarga di komunitas Mormon tahun lalu.
Lokasi pembantaian rombongan komunitas oleh kartel narkoba Meksiko pada 4 November 2019. (HERIKA MARTINEZ / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aparat penegak hukum Meksiko menangkap seorang pemimpin kartel narkoba yang diduga terlibat dalam pembantaian satu keluarga di komunitas Mormon, dekat perbatasan Amerika Serikat.

Insiden pembantaian itu terjadi pada 4 November 2019. Seperti dilansir The Guardian, Rabu (25/11), aparat membekuk Roberto Gonzalez alias El Mudo (Si Bisu) alias El 32, serta dua orang ajudannya di Juarez, Meksiko.

Operasi itu melibatkan aparat gabungan dari Kejaksaan, Angkatan Darat dan Angkatan Laut Meksiko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gonzalez juga disebut sebagai pemimpin kartel La Linea Casas Grande, yang beroperasi sebuah kota di negara bagian Chihuahua dekat Kota New Meksiko, Amerika Serikat.

Kartel La Linea masih menjadi bagian dari kartel Juarez. Mereka disebut bertugas memeras di kawasan itu, dan melakukan tindak kejahatan lain.

Saat kejadian, Gonzalez dan anak buahnya memberondong dua mobil yang berisi rombongan pengikut Mormon.

Sebanyak enam anak-anak dan tiga perempuan dewasa meninggal dalam kejadian itu.

Saat itu mereka tengah melintas di Rancho de la Mora, daerah yang terkenal rawan akan penyelundupan narkoba. Letaknya berada di perbatasan antara negara bagian Chihuahua dan Sonora, dekat perbatasan AS.

Diduga kuat para korban salah sasaran, karena kartel itu sedang bertikai dengan kelompok kejahatan lain.

Adrian LeBaron yang tiga anaknya meninggal dalam kejadian itu, yakni Rhonita Miller dan dua bayi kembar berusia delapan bulan, menyatakan lega dengan penangkapan Gonzalez.

"Orang ini dikenal di wilayah kami di dekat Chihuahua sebagai algojo bagi kartel Juarez. Jadi penangkapan ini merupakan hal besar," kata LeBaron.

Pembantaian itu sempat memicu amarah Presiden AS, Donald Trump, yang mengancam akan memasukkan kartel narkoba Meksiko ke dalam daftar kelompok teroris. Namun, hal itu batal dilakukan.

Kelompok Mormon yang sebagian besar memiliki dwikewarganegaraan (AS-Meksiko) selama ini mencoba mempertahankan diri dari aksi penculikan dan pemerasan yang dilakukan oleh anggota kartel.

Komunitas itu berpindah ke kawasan terpencil pada abad ke-19 untuk menghindari larangan poligami di AS.

Meski begitu, LeBaron menyatakan masih ada hal yang mengganjal karena belum semua pelaku berhasil dibekuk.

"Aparat mengatakan ada sekitar seratus orang yang terlibat langsung dalam pembantaian itu dan kami akan memburu mereka semua. Kami ingin mereka semua ditangkap dan diadili, serta berharap mereka dipenjara dalam jangka waktu yang lama," ujar LeBaron.

(the guardian/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER