Petugas melepaskan tembakan untuk menanggulangi kerusuhan tahanan lapas yang terjadi pada Minggu (29/11). Akibatnya, empat tahanan terbunuh dan 24 lain terluka dalam kerusuhan lapas Mahara yang berada tak jauh dair ibu kota Sri Lanka, Kolombo, tersebut.
Seperti dilansir AFP, kerusuhan itu sendiri terjadi terkait protes para tahanan akan meluasnya infeksi virus corona (Covid-19) di dalam lapas tersebut.
Juru bicara Kepolisian Sri Lanka Ajith Rohana menerangkan komando pasukan elite polisi diterjunkan ke lapas Mahara untuk membantu penanggulangan kerusuhan para napi yang berontak karena kelebihan kapasitas di sana, serta risiko penularan Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penjaga di Mahara menggunakan kekuatan untuk mengontrol situasi yang tak dapat diduga," klaim Rohana mengenai penggunaan senjata api dalam menangani kerusuhan tersebut.
Mulanya, usai kerusuhan tersebut polisi mengklaim hanya satu yang tewas, sementara tiga lainnya terluka. Namun, dokter di sekitar Rumah Sakit Ragama yang menyatakan mendapatkan empat jasad tahanan dengna luka tembakan. Dan, 24 tahanan lain mengalami luka.
Sementara itu, dari pihak Lapas menyatakan para tahanan yang ricuh itu hendak membuat api di salah satu sudut penjara. Namun, pemadam kebakaran langsung diterjunkan ke titik tersebut untuk menjinakkan api.
Kerusuhan di lapas Mahara itu sendiri merupakan kulminasi atau puncak dari kegelisahan para napi yang merasakan sesaknya komplek tahanan tersebut di tengah risiko penularan Covid-19.
Kondisi penularan Covid-19 di penjara-penjara Sri Lanka saat ini telah mencapai angka 1.000 pasien, di mana dua di antaranya meninggal karena virus tersebut.
Sementara itu, angka penularan secara nasional di Sri Lanka saat ini telah mencapai 23.848 orang, di mana yang meninggal mencapai 116 jiwa. Peningkatan angka konfirmasi positif dan meninggal karena Covid di Sri Lanka pada bulan ini bahkan meningkat dua kali lipat.
Pada akhir Oktober, angka konfirmasi positif Covid-19 di Sri Lanka adalah 10.424 orang, sementara yang meninggal 19 jiwa.
Pandemi Covid-19 di negara dengan jumlah penduduk 21 juta itu sendiri mulai terdeteksi sejak 27 Januari lalu.
(afp/kid)