Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan sangat senang melihat masa-masa terakhir Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Gedung Putih.
Sebab, selama pemerintahan Trump, dia mengatakan AS menekan Iran habis-habisan.
Sementara itu, penerus Trump, Presiden terpilih Joe Biden, telah mengungkapkan pemerintahannya untuk kembali berdialog dengan Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa orang mengatakan kami terlalu bersemangat dengan kedatangan Biden. Tidak, kami tidak bersemangat, tapi kami sangat senang melihat Trump pergi," kata Rouhani dalam rapat kabinet yang disiarkan di televisi Iran.
Lihat juga:Iran Bela Turki Atas Pemberian Sanksi AS |
"Terima kasih Tuhan, ini adalah hari-hari terakhirnya (Trump)," ucapnya menambahkan.
Ketegangan antara Teheran dan Washington terus meluas semasa kepemimpinan Trump di Gedung Putih.
Pada 2018, Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Ia bahkan menerapkan kembali serangkaian sanksi AS terhadap Iran.
Pada Januari lalu, Trump memerintahkan serangan udara ke Baghdad, Irak, hingga menewaskan jenderal senior Iran, Qasem Soleimani.
Selain isu politik, Rouhani mengklaim bahwa AS juga mempersulit Iran untuk membeli vaksin virus corona (Covid-19) buatan perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Padahal, Iran merupakan negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemi corona. Sejauh ini, Iran tercatat memiliki lebih dari 1,1 juta kasus corona dengan 52.620 kematian.
"Trump menciptakan hambatan bagi kami untuk membeli vaksin virus corona. Betapa orang ini telah kehilangan rasa kemanusiaan dan etikanya," kata Rouhani seperti dikutip AFP.
Lebih lanjut, Rouhani mengatakan hasil pemilu AS yang memenangkan Biden menunjukkan keinginan rakyat Amerika untuk memiliki presiden yang "taat hukum".
Ia juga meminta Biden untuk memenuhi harapan warganya tersebut.
(rds/ayp)