Alexei Navalny (44), aktivis yang kerap mengkritik Presiden Rusia, Vladimir Putin, dilaporkan kondisinya semakin memburuk akibat dua pekan melakukan mogok makan di penjara.
Dilansir Reuters, Minggu (18/4), Navalny dilaporkan terancam mengalami gagal ginjal dan penglihatannya menurun akibat aksi mogok makan yang sudah dilakukan lebih dari dua pekan.
Dia mulai mogok makan pada 31 Maret lalu sebagai aksi protes karena tidak diberikan pengobatan yang layak oleh penjara tempatnya dibui. Dia menyatakan mengalami sakit punggung akibat saraf terjepit yang mengakibatkan kakinya mengalami mati rasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisinya (Navalny) memang kritis," kata perwakilan serikat dokter Aliansi Dokter, Alexandra Zakharova.
Zakharova menyatakan sudah melihat hasil tes kesehatan Navalny yang diperoleh dari kuasa hukum yang bersangkutan. Menurut dia, kondisi Navalny semakin memburuk.
"Kadar potassium dalam tubuhnya sangat tinggi dan menurut data itu kemungkinan mengalami gagal ginjal. Hal itu bisa memicu serangan jantung," kata Zakharova.
Rusia menjebloskan Navalny ke dalam penjara setelah dia kembali dari perawatan di Jerman, akibat dugaan diracun oleh agen intelijen Rusia. Dia dituduh melanggar aturan pembebasan bersyarat dari kasus pidana sebelumnya.
Penjara tempat Navalny menjalani hukuman mengklaim sudah memberikan perawatan yang tepat bagi Navalny. Namun, mereka mengklaim Navalny menolak dan tetap minta diperiksa oleh dokter yang dia tunjuk dari luar.
Navalny menyatakan sipir mengancam akan mengikat kedua tangannya dalam pakaian khusus dan memaksanya makan jika dia terus melakukan mogok makan.
Sebanyak 80 tokoh mulai dari penulis seperti J.K. Rowling hingga Salman Rushdie, aktor, sejarawan, hingga jurnalis menyampaikan surat terbuka kepada Putin supaya memberikan penanganan medis yang dibutuhkan Navalny.
(ayp/ayp)