Kangen Keluarga saat Idulfitri di Hamburg

CNN Indonesia
Jumat, 14 Mei 2021 08:14 WIB
Seorang WNI, Muchammad Machally, merasa suasana Idul Fitri di Jerman jauh dibanding kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah.
Ilustrasi situasi jalanan di Jerman. (iStockphoto)

Berbeda dengan negara lain, durasi berpuasa dalam sehari di Jerman cukup lama. Alhasil Mac memutuskan untuk mengikuti jam puasa di Mekkah, Arab Saudi.

Ramadan di tengah pandemi juga menghilangkan sebuah kegiatan, yakni buka bersama. Sebab kegiatan itu yang biasanya dijadikan ajang silaturahmi antar-WNI.

Akibat lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Jerman, membuat pemerintah melarang ibadah tarawih di masjid. Selain itu, mereka juga menerapkan jam malam mulai dari pukul 21.00 hingga 06.00 waktu setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga boleh bepergian ketika jam malam hanya untuk keperluan mendesak atau urusan pekerjaan.

Pukul 21.00 waktu setempat, supermarket dan pertokoan harus berhenti beroperasi sebagai antisipasi penyebaran virus corona.

Sementara transportasi publik pukul 00.00 sudah tidak tersedia. Pada situasi normal, kendaraan umum di Jerman beroperasi 24 jam.

Sejak awal tiba di Jerman, Machally memutuskan untuk tinggal lebih lama di negara itu. Ia justru tak ingin bolak-balik pulang ke Indonesia.

Mac juga sudah mempersiapkan diri merayakan lebaran di negeri mayoritas non-Muslim itu.

"Sejak awal aku pengen enggak pulang selama dua tahun. Tapi toh kalaupun mau pulang di tengah pandemi rasanya sulit, karena takut ke Jermannya lagi repot urus tes, vaksinasi dan sebagainya," terang Mac.

Di Jerman, ia tinggal bersama kakaknya. Rencana Mac untuk merayakan Lebaran di Jerman begitu sederhana: ingin menyantap makanan khas Indonesia.

"Kalo rencana Idul Fitri sama temen Indonesia kita juga mau kegiatan kaya di Indonesia, makan sate atau opor ketupat," kata Mac.

(isa/ayp)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER