Junta Myanmar: Terima Kasih Rusia Sudah Perkuat Militer Kami

CNN Indonesia
Rabu, 23 Jun 2021 16:08 WIB
Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing mengucapkan terima kasih ke Rusia karena terus memperkuat militer mereka selama ini.
Pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing. (REUTERS/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing mengucapkan terima kasih ke Rusia karena terus memperkuat militer mereka selama ini.

Rusia memang menjadi salah satu pemasok senjata bagi Myanmar.

"Terima kasih kepada Rusia karena mereka militer kami menjadi salah satu yang terkuat di kawasan," kata Aung Hlaing seperti dikutip AFP saat mengunjungi Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Selasa (22/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aung Hlaing menegaskan persahabatan Moskow dan Naypyidaw semakin kuat.

Sementara Shoigu mengatakan bahwa Moskow berkomitmen memperkuat hubungan militer dengan Myanmar.

"Kami bertekad melanjutkan upaya kami untuk memperkuat hubungan bilateral berdasarkan saling pengertian, menghormati, dan percaya yang telah dibangun antara kedua negara," kata Shoigu dikutip kantor berita Rusia, RIA.

Shoigu menganggap Myanmar sebagai salah satu mitra strategis dan sekutu yang dapat diandalkan.

Melansir Reuters, Aung Hlaing berangkat ke Moskow untuk menghadiri konferensi Keamanan Internasional yang digelar pada 22-24 Juni.

Sejumlah aktivis HAM menganggap Moskow melegitimasi kudeta militer yang berlangsung 1 Februari lalu karena menjamu Aung Hlaing dan melanjutkan kesepakatan perdagangan senjata dengan Myanmar.

Selain bertemu Shoigu, Aung Hlaing di Rusia juga bertemu dengan Kepala Industri Senjata Rusia Rosoboronexport, Alexander Mikheyev. Keduanya disebut berdiskusi mengenai potensi "kerja sama teknis militer."

Baru-baru ini, junta Myanmar menolak resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan embargo senjata ke negara tersebut. Embargo senjata diterapkan setelah junta militer Myanmar terus menindak brutal para pedemo anti-kudeta.

Berdasarkan data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) korban tewas akibat bentrokan aparat keamanan dan penentang kudeta Myanmar mencapai 872 orang, sementara yang ditahan sebanyak 5.033 orang.

Resolusi PBB itu disetujui 119 negara, dengan 36 abstain termasuk Rusia dan China, yang selama ini dikenal sebagai sekutu utama junta Myanmar. Hanya satu negara yang menentang yakni Belarusia.

Dalam pemungutan suara itu, empat dari sepuluh negara anggota ASEAN abstain, yaitu Thailand, Brunei, Kamboja, dan Laos.

(rds/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER