Pahlawan 'Hotel Rwanda' Rusesabagina Jadi Tersangka Teroris

CNN Indonesia
Senin, 20 Sep 2021 19:13 WIB
Seorang pejuang HAM yang dikenal sebagai pahlawan 'Hotel Rwanda,' Paul Rusesabagina diadili karena dugaan kasus terorisme.
Rekam jejak Paul Rusesabagina. (AFP/SIMON WOHLFAHRT)

Rusesabagina merupakan anak petani asal Rwanda tengah. Ia sempat belajar teologi setelah pulang sekolah atau sebelum bekerja di hotel dan belajar perhotelan di Kenya dan Switzerland.

Pada tahun 1984, ia dipekerjakan sebagai asisten manajer umum di hotel paling bergengsi di Kigali, Hotel Des Mille Collines. Sebuah hotel bintang lima milik Belgia.

Pada April 1994, saat genosida dimulai, Rusesabagina dikepung dalam hotel itu bersama keluarga dan ratusan tamu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam insiden genosida itu, Rusesabagina menjadi juru selamat bagi ratusan nyawa orang yang nyaris melayang.

Sebagian besar suku Tutsi, seperti istrinya, mencari perlindungan dari massa yang membawa parang di luar gerbang hotel.

Sementara Rusesabagina berasal dari suku Hutu moderat, yang kritis terhadap rezim ekstrimis.

Ia akhirnya menenangkan pertempuran itu lewat aksi dinginnya mengecoh kelompok bersenjata, di saat para tamu minum air kolam dengan putus asa.

Larut malam, ia mengirim permohonan pertolongan segera (SOS) kepada pemerintah Eropa. Kemudian Presiden Amerika Serikat ketika itu, Bill Clinton, menggunakan saluran faks hotel.

Meski Hutu berhasil digulingkan Tutsi ,dan mengakhiri pembantaian 100 hari, yang menewaskan 80 ribu warga Rwanda, ia tetap bekerja sebagaimana biasanya

Rusesabagina menuduh Front Patriotik Rwanda (FPR), khususnya pemimpin kelompok itu, Paul Kagame, otoriter dan mempromosikan sentimen anti-Hutu.

Di tahun 1996, Rusesabagina meninggalkan Rwanda. Ia pindah ke Belgia dengan istri dan anak-anaknya lalu menghilang tanpa kabar apapun.

Namun film "Hotel Rwanda" yang rilis tahun 2004, membuat Rusesabagina menjadi selebritis dalam semalam.

Rusesabagina menerima penghargaan Presidential Medal of Freedom dari Presiden AS George W. Bush pada tahun 2005. Ia lalu berkeliling dunia untuk memperingatkan kejahatan manusia.

Seiring waktu, ia semakin menggunakan platform barunya untuk menyerang Kagame dan RPF dalam kritik tajamnya.

Para pendukung Kagame, kemudian membalas tanpa henti. Mereka meneriakinya di acara-acara pidato di seluruh dunia.

Orang-orang yang selamat dari Mille Collines berbalik melawannya. Mereka menuduh Rusesabagina mengambil untung dari kesengsaraan yang dialami dan menghiasi kepahlawanannya.

Ketika pencarian semakin intensif, retorika Rusesabagina menjadi lebih gelap.

"Dia selalu menjadi orang yang berbicara lembut, cukup moderat. Apa yang terjadi dari waktu ke waktu, tentu saja, adalah ketika dia diserang, dia didorong ke posisi yang lebih ekstrem," kata Profesor ilmu politik dan hubungan internasional di Boston Universitas, Timothy Longman.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER