Hampir 90 persen pom bensin di sejumlah kota besar di Inggris dilaporkan kehabisan stok setelah warga membeli bahan bakar minyak (BBM) dalam jumlah banyak (panic buying) dalam beberapa hari terakhir.
Fenomena panic buying ini terjadi di tengah masalah rantai pasokan BBM yang tersendat di Inggris akibat krisis kekurangan sopir truk pengangkut.
Antrean puluhan mobil berkelok-kelok terlihat di berbagai pom bensin di seluruh negeri demi mengisi bahan bakar kendaraan mereka pada Minggu (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reuters melaporkan banyak pom bensin yang terpaksa tutup di London dan kota besar lainnya akibat kehabisan stok BBM.
Asosiasi Pengecer Bensin Inggris (PRA) mengatakan 50-90 persen pom bensin kehabisan stok BBM di beberapa daerah. PRA mewakili pengecer BBM independen yang kini mendominasi pasar bahan bakar di Inggris.
"Sayangnya kami melihat kepanikan pembelian BBM di banyak daerah di negara ini. Kami butuh ketenangan. Tolong jangan panik membeli," kata Direktur Eksekutif PRA, Gordon Balmer.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Inggris, George Eustice, menepis kekurangan bahan bakar yang terjadi di Inggris dan mendesak masyarakat untuk tidak panic buying.
Kelangkaan bensin terjadi setelah Inggris kekurangan pengemudi truk pengangkut BBM.
Vendor pengangkut BBM, pm bensin, hingga pengecer, telah mewanti-wanti pemerintah bahwa Inggris kekurangan 100 ribu sopir truk bensin.
Sementara itu, untuk merekrut sopir truk BBM tidak lah mudah karenah butuh pelatihan khusus dan lisensi tambahan.
Banyak pihak menyalahkan Brexit atas kekurangan tenaga kerja terutama di sektor sopir truk BBM ini. Sebab, semenjak Brexit berlaku, Inggris tak banyak memiliki pilihan untuk merekrut pekerja, terutama pekerja migran.
Sejak Inggris resmi keluar dari Uni Eropa, sebanyak 25 ribu pengemudi truk kembali ke negara mereka.
Kekurangan pekerja ini semakin diperburuk dengan situasi pandemi Covid-19. Selama Covid-19, Inggris pun tidak bisa merekrut 40 ribu sopir truk akibat penutupan wilayah (lockdown).
Selain itu, perusahaan jasa pengangkut BBM juga mengaku lapangan pekerjaan sebagai sopir truk kurang diminati generasi muda.
Sementara itu, para menteri kabinet Perdana Menteri Boris Johnson berkeras bahwa Brexit tak ada hubungannya dengan kekurangan pengemudi truk BBM saat ini.
Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, mengaku kilang BBM negara itu masih memiliki "banyak pasokan bensin".
Beberapa media lokal bahkan melaporkan Inggris tengah mempertimbangkan mengerahkan personel militer untuk membantu mengendari truk pengangkut bensin ke seluruh negeri agar pasokan BBM bisa segera pulih kembali.