Selama tiga hari berturut, Rusia mencatat rekor kasus harian dan kematian akibat Covid-19. Melonjaknya kasus virus corona disebut karena tingkat vaksinasi yang rendah dan kepercayaan rendah masyarakat terhadap vaksin dan pemerintah.
Kamis (14/10), kasus Covid-19 di Rusia pecah rekor dengan 31.299 kasus. Sementara angka kematian harian mencapai 986 jiwa, demikian dikutip dari Global News.
Pada Rabu (13/10), Rusia mencatat kasus harian dan kematian tertinggi sejak pandemi dengan 28.717 kasus dan 984 kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di rekor sebelumnya, pada Selasa (12/10) lalu, Moskow melaporkan kasus harian Covid-19 dengan 28.190 dan angka kematian 973 jiwa.
Meningkatnya kasus Covid-19 di negara itu, membuat Presiden Rusia Vladimir Putin meminta percepatan program vaksinasi nasional.
Kremlin mengatakan, peningkatan kasus Covid karena masih banyak warga yang belum divaksin.
Menurut Medical News Today, meningkatnya kasus Covid-19 di Rusia selama bulan Oktober disebut karena beberapa hal.
Perdana Menteri Rusia, Mikhail Minshustun, mengaku betul-betul prihatin atas kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di negaranya.
"Jumlah yang sakit dan sehat atau morbiditas meningkat di sebagian besar wilayah Rusia. Ada dua kali lebih banyak pasien di rumah sakit dibanding tahun lalu," kata Mishustin.
Saat varian Delta menyerang Rusia, tingkat vaksinasi negara itu disebut masih rendah.
Mishustin bahkan menyatakan tingkat vaksinasi tak cukup menahan laju penyebaran virus corona. Narasi ini menjadi ironi lantaran Rusia merupakan negara pertama yang vaksin buatannya, Sputnik V, disahkan sebagai vaksin Covid-19.
Putin terus menyerukan agar warga negaranya segera divaksin karena Covid-19 berbahaya bagi kehidupan masyarakatnya.
Sejauh ini baru ada 29 persen atau 43 juta dari populasi yang sudah divaksin secara penuh.
September lalu, lembaga survei independen meneliti warga Rusia yang resisten terhadap vaksin. Hasil penelitian itu menunjukkan 33 persen mengaku takut akan efek samping vaksin. Sedangkan 20 persen menyatakan menunggu uji klinis rampung dan 16 persen mengungkapkan tak menemukan alasan untuk diinokulasi.
Rusia telah menyelesaikan uji klinis vaksin Sputnik V pada 30 September.
Dari jumlah orang yang disurvei, sebanyak 57 persen mengatakan tak takut divaksin. Angka yang tak jauh beda dengan mereka yang menentang upaya vaksinasi.
Warga skeptis terhadap pemerintah, baca di halaman berikutnya...