Sejumlah kabar akhir pekan hingga tadi malam masih meramaikan berita-berita internasional Senin (18/10) pagi ini.
Ricuh soal Al-Qur'an di Bangladesh yang menewaskan dua orang tewas masih menjadi kabar yang disoroti pembaca CNNIndonesia.com.
Begitu pula sesumbar Israel soal Iron Dome mereka yang disebut mampu menangkal 2.000 roket Hizbullah sehari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tiga berita yang dirangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:
"Dua orang tewas sejak serangan kemarin. Kami sedang memburu pelakunya," ujar kepala kepolisian daerah Begumganj, Shahidul Islam, kepada AFP pada Sabtu (16/10).
Shahidul menjelaskan, kericuhan ini terjadi di tengah peningkatan ketegangan viral cuplikan video yang menunjukkan Al-Qur'an ditaruh di lutut dewa Hindu. Video itu diduga direkam saat festival Durga Puja.
Sejak video itu viral pada Rabu lalu, sudah ada sejumlah demonstrasi. Kericuhan kali ini terjadi pada Jumat, ketika ratusan umat muslim berjalan berarak setelah salat Jumat.
Kini vaksin Covid-19 menjadi persyaratan dalam banyak hal, termasuk di antaranya dalam bekerja. Kondisi ini memicu munculnya gerakan solidaritas anti-vaksin yang melawan dijadikannya vaksinasi Covid-19 sebagai syarat berbagai hal.
Di Amerika Serikat, misalnya, sejumlah perusahaan telah mewajibkan karyawannya untuk memenuhi syarat vaksinasi. Namun, sebagian orang justru memilih meninggalkan pekerjaan mereka daripada mengikuti program vaksinasi.
Serikat pilot Southwest Airlines mengajukan agar perusahaan untuk menghentikan sementara persyaratan vaksin yang diberlakukan. Sehari kemudian, maskapai tersebut terpaksa membatalkan ribuan penerbangan.
Israel menyatakan tidak menginginkan perang dengan Hizbullah di Libanon, namun menjelaskan telah siap menghadapi serangan 2.000 roket sehari dengan peningkatan sistem iron dome jika konflik pecah.
Pada Mei lalu tentara Israel telah berperang 11 hari melawan milisi Palestina di Jalur Gaza yang sudah menembakkan sekitar 4.400 proyektil ke wilayah Israel.
Israel mengatakan sistem pertahanan Iron Dome, yang sudah digunakan selama sekitar satu dekade, telah mengadang sekitar 90 persen roket yang mengarah ke area pemukiman. Sedangkan sekitar 300 roket disebut mendarat di area tak berpopulasi.