Termometer bumi semakin lama semakin naik. Imbas masalah panasnya bumi mulai dirasakan berbagai masyarakat, dari kutub hingga sahara.
Ancaman banjir, hujan lebat, kekeringan, punahnya keragaman hayati, dan krisis kemanusiaan perlahan menguak dari 'kotak pandora' yang selama ini tertutup isu kepentingan.
Dunia kini terancam masalah perubahan iklim. Kala manusia dahulu harus melewati berbagai ancaman perang, kelaparan, atau kemiskinan, kini mereka harus menghadapi masalah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi masalah perubahan iklim, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumpulkan berbagai negara dunia untuk bertemu dalam sebuah konferensi yang dikenal dengan nama Conference of the Parties (COP). Selama tiga dekade terakhir, sudah 25 kali konferensi yang dilakukan untuk membahas isu ini.
Tahun ini, COP yang ke 26 akan diadakan pada 31 Oktober sampai 12 November 2021 di Glasgow, Inggris, dikutip dari situs resmi Badan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC).
Sebelumnya, COP26 rencananya akan diselenggarakan pada 2020 lalu. Namun, pandemi Covid-19 membuat acara ini harus diundur hingga 2021.
Penyelenggaraan COP26 sendiri diketuai oleh Inggris.
Lantas, apa yang membedakan COP26 dengan COP yang diselenggarakan sebelumnya?
Pada 2015, perwakilan seluruh negara bertemu di Paris dalam acara COP21. Dalam acara itu, semua negara yang hadir untuk pertama kalinya sepakat berusaha mengurangi kenaikan suhu Bumi agar tidak mencapai dua derajat celsius.
Lihat Juga : |
Kesepakatan ini memunculkan perjanjian yang dikenal dengan sebutan Paris Agreement. Di bawah perjanjian ini, berbagai negara menyebutkan target pengurangan emisi karbon mereka. Target ini dinamai Nationally Determined Contributions (NDC).
Hampir semua negara berjanji akan melaporkan progres mereka dalam pemenuhan target pengurangan emisi ini tiap lima tahun sekali.
Agenda utama COP26, baca di halaman selanjutnya...