Dari Rub' Al-Khali, Abdulrahman dan keluarga melakukan perjalanan ke Kuwait, dan tinggal hingga 1902.
Anaknya yang masih kecil, Abdulaziz, turut ikut sang ayah. Ia tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan memiliki sifat kepemimpinan secara alamiah.
Abdulaziz muda bertekad untuk mendapatkan kembali warisan dari keluarga Al-Rasyid, yang telah mengambil alih Riyadh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1902, Abdulaziz, dengan hanya 40 pengikutnya, melakukan pawai malam ke Riyadh untuk merebut kembali pangkalan militer kota, yang dikenal sebagai Benteng Masmak.
Peristiwa legendaris ini menandai awal terbentuknya negara Saudi modern.
Ia mendirikan Riyadh sebagai markas besarnya, Abdulaziz merebut semua Hijaz, termasuk Makkah dan Madinah pada 1924 hingga 1925. Dalam prosesnya, ia menyatukan suku-suku yang bertikai menjadi satu negara.
Pada tanggal 23 September 1932, Abdulaziz mendeklarasikan Kerajaan Arab Saudi, sebuah negara Islam dengan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya dan Al-Qur'an sebagai konstitusinya.
Posisi Kerajaan Saudi kian kukuh setelah mendapat sokongan dari Kerajaan Inggris. Terlebih ketika Inggris, Amerika Serikat, dan sejumlah negara sekutu menjadi pemenang Perang Dunia II 'menggebuk' Jerman dan negara-negara sekutu seperti Jepang, Italia, termasuk Turki pada September 1945.
Kekuatan Ottoman Turki yang telanjur memilih merapat ke Jerman ikut dilucuti. Alhasil, Kerajaan Saudi semakin mendapat tempat pasca-Perang Dunia II.