Korut Bandel, Korsel-AS Dirumorkan Bakal Latihan Militer 'Gede-gedean'
Korea Selatan dan Amerika Serikat disebut akan kembali menyelenggarakan latihan militer besar-besaran bersama pada bulan depan, di tengah peningkatan ancaman Korea Utara yang kian bandel.
Rumor ini beredar setelah sejumlah analis melihat pergerakan militer di sekitar Semenanjung Korea. Namun, AS dan Korsel belum mengonfirmasi kabar latihan militer gabungan ini.
Meski demikian, para pakar tetap membuka kemungkinan latihan militer tersebut dapat terjadi. Dosen Universitas Troy Alabama, Daniel Pinkston, menilai latihan militer ini penting di tengah ancaman Korut.
"Ancaman Korut terus meningkat saat kesiapan militer Korsel dan AS kemungkinan berkurang karena latihan yang tak memadai," ujarnya.
Belakangan, propaganda militer Korut memang meningkat. Sejak awal tahun, Korut sudah beberapa kali menguji coba rudal. Mereka tetap bandel walau sudah dikecam komunitas internasional.
Terbaru, Korut menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pada pekan lalu. Sejumlah pejabat Korsel juga melaporkan pembangunan baru di situs uji coba nuklir Korut yang ditutup pada 2018.
Menanggapi ujiI CBM ini, Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan, unjuk kekuatan Seoul saja tak cukup untuk menghalangi aksi negara tetangganya itu. Korsel juga harus menunjukkan kekuatan aliansi dengan AS.
Namun, juru bicara Pasukan AS-Korsel (USFK), Lee Peters, mengatakan bahwa ia tak bisa memberikan komentar terkait rencana dan penyelenggaraan latihan bersama kedua negara.
Namun, ia mengatakan, latihan merupakan sesuatu yang dilakukan badan militer untuk menjaga kesiapan, kemahiran, kredibilitas, dan kepercayaan.
"Segala keputusan terkait latihan bersama akan dibuat oleh aliansi AS- ROK [Korsel]," kata Lee, seperti dilansir Reuters.
Sebelumnya, kantor berita Yonhap juga melaporkan bahwa AS dan Korsel "membuka seluruh kemungkinan" untuk merespons potensi uji coba nuklir yang dilakukan Korut.
Presiden Korsel yang terpilih baru-baru ini, Yoon Suk-yeol, juga berjanji akan menormalisasi latihan militer dan meningkatkan kemampuan militer Korsel untuk mengantisipasi ancaman Korut.
Namun, koalisi aktivis perdamaian AS dan Korsel mendesak latihan militer bersama ini dihapus karena dapat memicu amarah Korut.
"Menghentikan latihan militer yang mahal dan provokatif ini merupakan langkah penting untuk memulai kembali diplomasi tulus dengan Korut," demikian pernyataan dari kelompok tersebut.
(pwn/has/bac)