Kondisi Miris Pemakaman di Hong Kong karena 'Ledakan' Covid
Jasa pemakaman di Hong Kong kewalahan menghadapi kenaikan permintaan pemakaman di tengah lonjakan kasus Covid-19. Dalam tiga hari terakhir, kota ini mencatat lebih dari 50 kematian akibat virus corona per hari.
"Saya tidak pernah melihat sangat banyak jasad ditumpuk bersamaan," kata Direktur Pemakaman, Lok Chung, dikutip dari Reuters.
Lihat Juga : |
Chung mengatakan, ia telah melakukan 40 pemakaman pada Maret. Padahal, ia biasanya hanya melakukan sekitar 15 penguburan kala periode normal.
Tak hanya itu, beberapa jenazah harus ditampung di unit gawat darurat karena banyak kamar mayat penuh.
Selain itu, Chung mengaku proses pengurusan dokumen kematian di kota itu lama dan menghambat acara pemakaman.
Satu keluarga bahkan masih menunggu dokumen kematian kerabat mereka yang meninggal pada 1 Maret lalu agar bisa mengambil jasadnya, ujar Chung.
Masalah lain yang didapatkan adalah kekurangan kertas tradisional Tiongkok untuk pemakaman. Dalam adat Tiongkok, kertas tersebut digunakan untuk membuat replika rumah hingga mobil untuk dibakar sebagai persembahan orang meninggal.
Kekurangan ini terjadi karena masalah transportasi dari Kota Shenzen, yang menyuplai banyak barang. Namun, kota itu kini mengalami lonjakan kasus Covid-19, membuat pengiriman barang dari sana terhambat.
Hong Kong juga menghadapi peningkatan permintaan peti mati. Pada 14 hingga 26 Maret, Hong Kong menerima lebih dari 3.570 peti mati.
Pejabat kebersihan Hong Kong, Irene Young, mengatakan bahwa China memberikan 95 persen dari 250 peti mati yang dibutuhkan kota itu per hari. Namun, pembatasan Covid-19 yang terjadi menghambat pasokan peti tersebut.
Ini menjadi salah satu penyebab Hong Kong kekurangan peti mati tradisional yang dibuat dari kayu.
Dalam mengatasi masalah itu, organisasi non-pemerintah, Forget Thee Not, bekerja sama dengan pembuat peti mati ramah lingkungan, LifeArt Asia, memberikan 300 peti mati dan 1.000 kotak pengawet jasad ke enam rumah sakit pemerintah Hong Kong.