Amy Bauernschmidt menjadi komandan kapal induk perempuan pertama dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia menjadi satu-satunya perempuan di antara para komandan 11 kapal induk di armada Washington.
Dari banyaknya anggota dan staf di 11 kapal induk itu, Bauernschmidt menjadi satu-satunya perempuan di kapal terbesar dan paling kuat, USS Abraham Lincoln.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan berusia 51 tahun itu kemudian merasa istimewa dengan penunjukkan tersebut.
"Ini salah satu pekerjaan yang luar biasa di dunia," kata Bauernschmidt kepada CNN, Selasa (17/5).
Ia lalu berujar, "Tak ada hal yang lebih bertanggung jawab, selain mengetahui bahwa saya dipilih memimpin laki-laki dan perempuan yang memutuskan (untuk) membela bangsa kami," katanya kepada wartawan.
Bauernschmidt memimpin kapal induk Abraham Lincoln yang memiliki berat 97 ribu ton, dengan 5.000 penumpang.
Kapal itu menjadi salah satu pusat kekuatan militer AS. Lebih dari 60 pesawat berada di atas USS Lincoln, termasuk pesawat tempur siluman F-35C, pesawat tempur paling canggih dalam penerbangan AL.
Besar di Milwaukee membuat Bauernschmidt sadar betul ia tertarik kepada laut.
"Saya selalu mencintai air, dan berenang, dan mendayung secara kompetitif," lanjut dia.
Namun alasan perempuan itu bergabung dengan Angkatan Laut AS karena alasan praktis, alih-alih ambisi.
"Saya datang ke layanan secara tak langsung. Saya tahu saya akan membayar pendidikan perguruan tinggi dan saya ingin menemukan jurusan yang tak hanya diminati tetapi juga akan membuat saya mencari pekerjaan demi membayar kembali pinjaman mahasiswa," jelas dia.
Ketertarikan yang tinggi terhadap matematika dan sains, serta kecintaanya kepada air membuat ia memilih jurusan teknik kelautan.
Namun tak banyak kampus yang menawarkan jurusan tersebut. Bauernschmidt lalu menjatuhkan pilihan ke Akademi Angkatan Laut AS di Maryland.
Saat dia menginjakkan kaki di kampus Annapolis, tak sedikit pun terbersit di benak Bauernschmidt akan menjadi komandan perempuan pertama kapal induk.
"Tentu saja tidak. Saya bahkan tak mengerti bahwa ini adalah sebuah pilihan saat saya pertama memulai petualangan ini," kata dia.
Saat dia masuk ke Akademi Angkatan Laut, itu bukan sebuah opsi.
Pada November 1993, Kongres AS mengizinkan perempuan untuk mendaftar ke kapal tempur AL Washington.
"[Itu] mengubah hampir semuanya soal pelayanan perempuan di Angkatan Laut," ujar Bauernschmidt.
Beberapa bulan sebelum ia lulus, Taruna Akademi Angkatan Laut diizinkan meminta tugas pertama mereka. Bauernschmidt memilih penerbangan dan itu menjadi pengantar posisi komandan saat ini.
Dia belajar menerbangkan helikopter, menjadi instruktur penerbangan, ditempatkan di kapal perusak dan kapal induk hingga akhirnya memimpin skuadron serangan helikopter.
Bauernschmidt kemudian mendaftar di Akademi Perang Angkatan Laut dengan mengambil gelar master di kajian strategis sebelum bertugas di Kantor Urusan Perempuan Global, Kementerian Luar Negeri AS.
Setelahnya, perempuan tu mendaftar ke Sekolah Tenaga Nuklir Angkatan Laut. Di tempat ini, ia belajar sains dan rekayasa di belakang pembangkit listrik tenaga nuklir. Program akademik ini disebut-sebut yang paling menuntut di militer AS.
Program itu diambil bukan tanpa alasan, Bauernschmidt membutuhkan pengetahuan tersebut sebab USS Lincoln ditenagai dua reaktor nuklir.
Hampir lima tahun kemudian, setelah bertugas memimpin dermaga transportasi amfibi USS San Diego, Bauernschmidt mengambil alih komando Abraham Lincoln.
"Setiap pekerjaan dan peluang baru memperkuat kepemimpinan saya, dan menantang saya untuk menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri," kata dia.
Bauernschmidt lalu berujar, "Saya punya karier yang fenomenal, saya telah diberi kesempatan luar biasa."