Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, bahkan secara spesifik pesimistis bahwa Indonesia mampu menjadi juru damai terkait kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia.
"Bargaining position Indonesia sangat lemah karena tidak ada posisi tukar yang nyata. (Jokowi) hanya menunjukkan sesuai permintaan, (Presiden Volodymyr) Zelensky juga diundang sebagai good will Indonesia. Kalau negara adidaya akan tidak datang ya sedikitnya Jokowi menunjukkan good will (iktikad baik)," paparnya menambahkan.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Aleksius, Suzie menilai misi terpenting Jokowi menyelamatkan 'muka Indonesia' yang akan menjadi tuan rumah G20 pada acara puncak November mendatang.
Sebelumnya, negara-negara Barat terutama Amerika Serikat sempat mengancam akan boikot G20 jika RI undang Rusia. Negara-negara itu bahkan meminta Indonesia juga mengundang Ukraina meski bukan anggota G20.
Tentu saja Jokowi harus melakukan langkah nyata agar tak terjadi preseden buruk di G20 imbas dari perang antara Rusia dan Ukaina. Rencana Jokowi untuk menemui Zelensky dan Putin pun sebagai bagian daro iktikad baik Indonesia mengamkomodasi dua pihak dengan tetap bersikap netral.
"(Sikap Jokowi) hanya good will (Iktikad baik) karena mereka (Rusia-Ukraina) bertikai belum tentu akan datang (ke G20). Good will kan aman-aman saja, tapi tetap manut pada permintaan. Belum tentu juga Putin datang kan takut diculik atau cedera ya," kata Suzie.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Cerita WNI soal Sri Lanka Bangkrut hingga Putin Hadir di Forum BRICS |
Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, menilai upaya Jokowi patut diapresiasi terlepas keberhasilannya nanti mencoba menjadi juru damai.
"Hal ini karena perang di Ukraina telah menyengsarakan banyak pihak, termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik, dan telah berdampak pada perekonomian dunia," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/6).
Misi upaya damai dalam rencana kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia pun disebutnya tepat untuk mengetahui kemungkinan poin-poin yang dapat disepakati Rusia dan Ukraina.
"Rencana kunjungan ini sama sekali tidak terlambat mengingat perang di Ukraina masih berlangsung sampai hari ini dan beberapa waktu ke depan," ujar dia.
(isa/bac)