"Beristirahatlah dengan tenang bagi para korban tragedi Itaewon."
Begitu bunyi salah satu kalimat duka yang ditulis dalam huruf Hangul di sebuah spanduk persegi panjang besar berwarna hitam yang terpasang di trotoar depan Itaewon-Ro, Seoul, Korea Selatan.
Itaewon-Ro, gang sempit selebar tiga meter ini menjadi saksi bisu tragedi tragis yang menewaskan total 156 orang. Ratusan orang yang sebagian besar perempuan muda itu tewas gara-gara kehabisan napas dan henti jantung karena berdesak-desakan saat hendak bersenang-senang menyambut malam Halloween pada 29 Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebulan lebih tragedi berlalu, suasana duka masih menyelimuti kawasan itu. CNNIndonesia.com berkesempatan melancong ke Negeri Ginseng dalam rangka memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan menyempatkan untuk berziarah ke kawasan itu pada Senin (5/11).
Itaewon-Ro terkenal dengan gang-gangnya yang dipenuhi oleh jajaran bar, kelab malam, hingga restoran ternama. Kawasan ini menjadi salah satu tempat favorit kawula muda Seoul bergaul melepas penat aktivitas sehari-hari.
Di akhir pekan, terutama saat malam hari, penduduk setempat dan warga asing kerap berkumpul di lokasi ini untuk berbelanja, makan, atau berpesta.
![]() Kawasan gang-gang Itaewon, Seoul, Korea Selatan, sebelum tragedi malam Halloween pada 29 Oktober 2022 terjadi. (Stock photo/gionnixxx) |
Tak hanya di akhir pekan, kawasan ini kerap ramai dikunjungi muda-mudi Korsel yang lelah seharian memeras otak di kantor setelah jam kerja.
Namun, hiruk-pikuk musik disko dan pekikan tawa orang-orang bercengkerama sambil menyantap makanan dari resto dan bar di kawasan itu kini berubah 180 derajat. Sejak tragedi paling mematikan di Korsel itu terjadi, suasana hening nan menyayat sangat terasa ketika memasuki gang Itaewon-Ro.
Kini kawasan itu terlihat lebih ramai dikunjungi para pelayat, baik dari dalam maupun luar negeri.
Penampakan gang tempat lokasi kejadian tragedi Halloween yang menewaskan 158 orang di kawasan Itaewon, Seoul Korea Selatan. |
Sebagian besar orang yang datang ke kawasan itu bertujuan untuk memanjatkan doa, menaruh bunga hingga pelbagai bingkisan sebagai bentuk mengenang para korban.
Tak jarang di antara mereka berdoa hingga menangis terisak-isak yang membuat hati warga sekitar yang melihat makin tersayat.
Terlihat pula sejumlah personel kepolisian berseragam lengkap berjaga-jaga sejak pagi hingga malam di sekitar gang itu.
Dinding di kawasan itu dibanjiri dengan tempelan ribuan kertas kecil warna warni hingga spanduk bertuliskan pelbagai kalimat belasungkawa bagi para korban dari banyak bahasa. Bahkan, kertas-kertas ucapan duka itu ditempelkan hingga di dinding Stasiun Kereta Bawah Tanah Itaewon.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan kita harus berkata 'jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi'," bunyi salah satu catatan duka cita yang ditempelkan di dinding Stasiun Kereta Bawah Tanah Itaewon.
Kondisi duka di gang ini membuat wajah kawasan Itaewon berubah drastis. Dari awalnya dijuluki sebagai tempat 'surga pesta' menjadi tempat orang-orang, terutama kerabat dan keluarga korban berduka dan memanjatkan doa bagi para korban.
Kesaksian penjaga toko di lokasi tragedi kerumunan Halloween, berlanjut ke halaman berikutnya >>>