LAPORAN DARI KORSEL

Tragedi Itaewon, dari 'Surga Pesta' Jadi Pusat Ziarah Pengingat Duka

CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2022 07:38 WIB
Sebulan lebih tragedi kerumunan Halloween terjadi, gang di Itaewon-Ro, Seoul, Korea Selatan, yang selama ini ramai masih sunyi sepi diselimuti duka cita.
Presiden Korsel Yeon Suk Yeol mengunjungi Itaewon-Ro demi memberi penghormatan terakhir kepada para korban tragedi malam Halloween. (Foto: AFP/JUNG YEON-JE)

Minim Penjagaan Polisi

Salah seorang penjaga minimarket di sekitar lokasi membeberkan minimnya penjagaan dari pihak berwenang saat tragedi itu terjadi. Padahal, festival Halloween tiap tahunnya kerap dijaga oleh pihak keamanan.

"Setiap festival Halloween berlangsung tiap tahun di sini banyak petugas berjaga. Tapi tidak pada tahun ini," kata penjaga minimarket tersebut.

Ia mengatakan tiap harinya lebih dari 100 orang datang untuk berziarah di gang tersebut. Mulai dari memanjatkan doa hingga mengirimkan bingkisan untuk menghormati para korban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak orang datang untuk berdoa. Lebih dari 100 orang setiap harinya, 24 jam dan petugas selalu bersiaga [di lokasi]," katanya

Penjaga mini market itu bercerita toko-toko disekitar gang itu dapat beroperasi lagi sekitar awal Desember ini. Setelah kejadian berlangsung, toko-toko di lokasi kejadian ditutup.

"Ditutup. Tentu saja karena ada garis polisi sehingga kita tak bisa buka, kita tutup lebih dari sebulan," kata dia.

Sebagai informasi, Tim investigasi polisi Korea Selatan telah menetapkan enam tersangka atas festival yang mematikan tersebut. Enam tersangka tersebut antara lain pejabat lokal, kepala kepolisian, anggota polisi, hingga pemadam kebakaran.

Kepolisian Korsel terus menjadi sorotan usai tragedi Itaewon terjadi. Banyak pihak menganggap tragedi Itaewon bukan lah bencana, namun lebih kepada kelalaian aparat lantaran dinilai tidak sigap mengantisipasi kerumunan orang yang ingin merayakan Halloween setelah dua tahun lebih dikurung akibat lockdown pandemi Covid-19.

Saat peristiwa terjadi, hanya ada 137 petugas yang diterjunkan untuk melakukan pengamanan. Kepala Biro Manajemen Ketertiban Umum Badan Kepolisian Nasional Hong Ki Hyun mengatakan pihaknya tak menduga akan terjadi insiden saat banyak orang berkumpul.

"Kami sudah memperkirakan banyak orang yang akan berkumpul di sana. Tapi kami tidak menyangka akan ada banyak korban karena berkumpulnya orang-orang," kata Hong Ki Hyun, seperti dikutip ABC News.

Aparat mengungkapkan ada setidaknya 79 panggilan darurat yang diterima kepolisian Seoul di malam tragedi itu. Panggilan pertama diterima sekitar pukul 18.00 waktu setempat, atau sekitar empat jam sebelum korban tewas berjatuhan.

Sebanyak 11 panggilan dari 79 telepon darurat itu berisikan kekhawatiran warga yang ada di lokasi soal kerumunan massa dapat menimbulkan insiden besar. Salah satu telepon bahkan mengatakan langsung orang-orang bisa meninggal di sini karena berdesakan.

Berdasarkan transkrip 11 panggilan darurat itu, hanya satu yang dikategorikan sebagai "kode 0" yang artinya petugas harus dikerahkan ke lokasi kejadian secepat mungkin.

Tujuh panggilan lain dikategorikan "Kode 1" yang menyerukan agar laporan diprioritaskan, tetapi hanya ada empat kali peninjauan polisi ke lokasi.

(rzr/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER