Thailand dan Kamboja memiliki sejarah hubungan yang kompleks, diwarnai kerja sama sekaligus persaingan.
Keduanya berbagi garis perbatasan sepanjang 817 kilometer, yang sebagian besar dipetakan oleh kolonial Prancis saat menjajah Kamboja.
Namun, Thailand menolak pengakuan terhadap batas wilayah yang ditetapkan PBB melalui Mahkamah Internasional (ICJ), termasuk pada beberapa lokasi candi kuno yang berada di zona sengketa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah kompleks Candi Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO yang menjadi pusat bentrokan mematikan pada 2011.
Saat itu, puluhan orang tewas dan ribuan warga di kedua sisi perbatasan terpaksa mengungsi.
Thailand berpendapat sejumlah wilayah belum pernah disepakati secara resmi, sementara Kamboja mengandalkan keputusan ICJ sebagai dasar klaimnya.
Krisis perbatasan ini juga mengguncang politik domestik Thailand.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra diskors dari jabatannya pada Juli lalu setelah rekaman percakapan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen bocor ke publik.
Dalam percakapan berdurasi 17 menit tersebut, Paetongtarn terdengar mengkritik langkah militer Thailand dalam sengketa perbatasan.
Skandal ini memicu ketegangan antara pemerintah dan militer Thailand, serta memperparah ketidakpastian politik yang telah lama membayangi negeri Gajah Putih.
Paetongtarn, yang merupakan perdana menteri termuda Thailand dalam sejarah, kini menghadapi ancaman pemecatan permanen dari jabatannya.
(zdm/bac)