Sementara itu, Direktur Sekolah Kajian Strategis & Global Universitas Indonesia, Muhammad Sya'roni Roffi, mengingatkan pemerintah perlu mengkaji rencana ini secara mendalam sebelum dijalankan.
Sebab, serupa degan Rezasyah dan Wirya, Sya'roni menilai rencana ini bisa membuka ruang bagi Israel melanjutkan sekuritisasi di Gaza, sementara di dalam negeri opini publik berpotensi terbelah antara yang pro dan kontra.
"Dari sisi Internasional akan membuka ruang bagi Israel untuk melanjutkan rencana sekuritisasi di Gaza. Secara domestik publik Tanah Air akan terbelah antara mendukung atau menolak." Ujar Sya'roni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Yon Machmudi, melihat rencana Prabowo perlu ditempatkan dalam kerangka besar diplomasi Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
Ia menegaskan, bantuan kemanusiaan seperti pengobatan di Pulau Galang harus disertai jaminan warga Gaza tersebut dapat kembali ke tanah air mereka setelah perawatan, bukan direlokasi permanen.
Sama seperti Wirya dan Rezasyah, Yon juga mempertanyakan apakah rencana tersebut justru mendukung upaya Netanyahu dan Trump untuk mengusir warga Palestina dari wilayahnya.
"Komitmen dengan two state solution, komitmen untuk kemerdekaan Palestina yang berdaulat, maka sesungguhnya mereka yang meninggalkan wilayah Palestina, akan diberikan hak untuk kembali karena didorong oleh sebuah komitmen untuk kemerdekaan Palestina. Hal yang utama adalah secara internasional mewujudkan negara Palestina yang berdaulat" ujar Sya'roni.
Yon menambahkan untuk mendorong penarikan tentara Israel dari wilayah pendudukan dan membuka blokade Gaza, agar warga Palestina yang sementara berada di luar negeri bisa kembali secara legal dan aman.
Rencana menampung warga Gaza di Pulau Galang ini pun menjadi ujian diplomasi Indonesia: apakah akan menjadi langkah kemanusiaan yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina, atau tanpa sadar ikut masuk dalam strategi relokasi yang selama ini dituduhkan kepada Israel dan sekutunya.
(zdm/rds)