Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang penyelenggaraan pilkada 2017, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta masyarakat tidak terpengaruh beragam provokasi yang bisa memicu konflik sosial. Provokasi itu, kata dia, berbahaya untuk stabilitas keamanan Indonesia.
Merujuk pengalamannya mengkoordinasikan penyelesaian konflik horizontal saat menjabat wakil presiden periode 1999 hingga 2001, Mega menuturkan, konflik horizontal dapat menimbulkan dampak negatif yang luar biasa.
"Waktu itu banyak ibu menjadi janda dan anak-anak yang akhirnya tidak terpelihara. Apakah itu yang diinginkan terjadi di Indonesia? Katanya Indonesia sudah maju sejak reformasi," tutur Mega di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (17/11).
Mega mengatakan, ketika berstatus wakil presiden, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memerintahkannya menyelesaikan sejumlah persoalan sosial di kawasan timur Indonesia.
Saat menghadapi konflik-konflik itu, Mega menyadari kekerasan hanya akan menimbulkan kerugian. "Tidak ada yang menang atau yang kalah. Yang ada adalah kerugian besar bagi kedua pihak," ucapnya.
Secara khusus, Mega meminta seluruh kader partainya untuk menciptakan kedamaian di seluruh wilayah yang akan menyelenggarakan pilkada. Ia mengklaim, PDIP akan terus berupaya mewujudkan kebhinekaan.
"PDIP mendukung upaya Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla menjalankan konstitusi untuk melindungi bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia," kata Mega.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly mendorong masyarakat melupakan seluruh persoalan antarkelompok yang pernah terjadi.
"Sudahlah tinggalkan persoalan yang lalu, sekarang kita serahkan ke penegak hukum untuk masalah DKI," kata Yasonna yang juga berstatus sebagai kader PDIP itu.
(abm/asa)