Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni berencana membuat ruang publik terbuka berbasis teknologi informasi. Gagasan itu ditawarkan Sylviana untuk para pemilih pemula yang dikenal dengan sebutan Generasi Milineal.
Sylviana menyebut Generasi Milenial sebagai generasi yang cerdas dan sangat akrab dengan dunia teknologi informasi.
Ia memang tak menjabarkan konsep ruang publik berbasis teknologi informasi untuk Generasi Milenial. Namun Sylviana menyebut keberadaan ruang publik itu akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengeluarkan gagasan-gagasan kreatif.
"Mereka itu generasi
start up, artinya kita harus beri ruang, kesempatan pada mereka untuk berkumpul. Kalau perlu ada ruang-ruang publik
based on IT sehingga nanti akan ada ide-ide brilian," ujar Sylvi di Jakarta, Senin (5/12).
Berdasarkan daftar pemilih sementara (DPS), Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta mencatat pemilih pemula di Pilkada Jakarta 2017 berjumlah 718.571 ribu jiwa. KPU DKI Jakarta mengkategorikan pemilih pemula sebagai mereka yang berusia antara 17-21 tahun.
Para pemilih pemula itulah yang dikenal dengan sebutan Generasi Milenial. Agus mengatakan, dibutuhkan cara khusus untuk mendekati Generasi Milenial.
"Mereka adalah generasi yang lahir sudah serba canggih. Jadi serba digital, serba ingin cepat, serba ingin tahu, selalu bertanya kenapa? Nah ini
treatment kepada generasi yang begitu
curious ini terhadap sesuatu juga harus tepat. Jangan sampai menggunakan komunikasi atau narasi yang tidak tepat. Karena mereka justru antipati dengan politik" kata Agus.
Ia pun mengajak para pemilih pemula untuk perduli terhadap persoalan politik. "Karena justru mereka yang memiliki kepentingan paling banyak, karena hidup mereka masih jauh. Kita harapkan mereka menentukan pilihan, artinya mereka juga membantu menentukan masa depan Jakarta," ujarnya.
"Itulah mengapa saya dengan Mpok Sylvi berbagai kesempatan selalu mengajak para pemilih pemula termasuk generasi pemuda yang lainnya agar berpartisipasi secara aktif. Mengikuti perkembangan, dan pada akhirnya datang ke TPS menentukan pilihannya dengan hati nurani masing-masing," kata Agus.
(wis/yul)