Jakarta, CNN Indonesia -- Tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat diminta membuka rekaman pertemuan mereka dengan komisioner KPU DKI Jakarta dan Bawaslu DKI Jakarta pada Kamis (9/3) lalu.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini terkait dengan peristiwa tersebut, Jika tersedia, maka rekaman harus dibuka untuk menjaga suasana kondusif pada Pilkada DKI putaran kedua.
Selain itu, KPU dan Bawaslu DKI diminta responsif menanggapi sebuah peristiwa yang berkaitan dengan dua lembaga itu.
"Agar hal itu tidak menjadi bola liar yang merugikan kredibilitas kelembagaan penyelenggara, dan masyarakat tidak menjadi korban berita
hoax, fitnah, bohong, dan provokasi terkait proses penyelenggaraan Pilkada," ujar Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (11/3).
Menurut Titi, kehadiran Sumarno, Dahliah Umar, dan Mimah Susanti ke acara tim pemenangan Ahok-Djarot harus sesuai koridor dan peraturan hukum serta kode etik penyelenggara. Perlakuan adil, katanya, harus diberikan KPU dan Bawaslu DKI.
Perludem juga menyayangkan belum ada peraturan ihwal kehadiran komisioner KPU dan Bawaslu dalam kegiatan internal peserta pemilihan. Menurutnya, harus ada kejelasan terkait hal tersebut.
"Saya kira saat ini yang paling tepat bagi kita menunggu proses yang sedang berlangsung di DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) terkait laporan masyarakat soal itu. Karena DKPP adalah forum yang paling
legitimate untuk memberikan kepastian hukum apakah hal itu melanggar atau tidak," katanya.
Ketua KPU DKI Sumarno sebelumnya telah mengklarifikasi kehadirannya pada acara tim pemenangan Ahok-Djarot. Sumarno menyatakan kehadiran itu tak bermasalah. Menurut pengakuannya, sebelum itu KPU DKI juga pernah diundang untuk hadir di acara serupa yang diselenggarakan cagub dan cawagub lain.
Undangan sempat diterima KPU DKI untuk hadir di acara sosialisasi cagub dan cawagub nomor urut satu dan tiga, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Ini bukan pertama kali. Kedua, tidak benar pemberitaan di medsos (media sosial) bahwa kami hadir ikut rapat tertutup mereka. Sama sekali tidak terlibat KPU DKI dalam rapat tertutup mereka," katanya.
Sumarno juga mengaku tidak bertemu Ahok pada acara kemarin. Ia bersama Dahliah dan Mimah disebut baru memasuki ruang acara setelah sesi Ahok berbicara.