Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar menyebut hoax atau berita palsu bisa memengaruhi elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta.
"Bisa jadi (hoax) memengaruhi elektabilitas calon. Dinamika politik di Jakarta sangat rentan, tidak bisa diprediksi," ujar Rully di Kantor LSI Denny JA, Selasa (21/3).
Menurut Rully, saat ini media sosial menjadi alat paling efektif untuk meningkatkan atau menurunkan elektabilitas pasangan calon. Apalagi, lanjutnya, para pengguna media sosial masih bisa melemparkan pernyataan atau isi-isu selama masa tenang pilkada.
Berdasarkan survei LSI terhadap 440 responden, pengguna media sosial yang tetap aktif selama masa tenang Pilkada DKI sebesar 75,2 persen. Sementara pengguna media sosial yang tidak aktif selama masa tenang sebesar 11,5 persen.
Rully menambahkan, pengguna media sosial juga bisa dengan mudah memengaruhi lingkaran pertemanannya untuk memilih pasangan calon yang sama dengannya.
Hal itu lantaran berita yang ditautkan otomatis dilihat oleh teman-teman di media sosialnya.
"Ketika kita mendukung salah satu calon berita yang ditampilkan condong ke salah satu calon (maka) akan memengaruhi lingkaran pertemanan di pengguna sendiri," tutur Rully.
Hasil survei LSI Denny JA di kalangan pengguna media sosial menyimpulkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno lebih populer dibandingkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat.
Dari pengguna tiga media sosial yang disurvei yakni Facebook, Instagram, dan Twitter, Denny JA menyebut Anies-Sandi unggul di pengguna Facebook sebesar 47,58 persen dan Instagram 49,99 persen. Sementara Ahok-Djarot hanya unggul di Twitter sebesar 53,34 persen.
"Pengguna media sosial yang aktif dan pasif dikuasai pasangan Anies. Facebook masih dikuasai Anies, Twitter dikuasai Ahok, dan Instagram dikuasai Anies," ujar Rully.