Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie dinilai bakal sulit bersaing dalam bursa calon ketua umum pada Musyawarah Nasional Partai Golkar mendatang. “Sebab sudah mulai tumbuh semacam tradisi di tubuh partai beringin, ketua umum tak bisa lebih dari sekali,” kata salah seorang kader partai Golkar, Indra J. Piliang, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (9/8).
Sebagai contoh, Indra lantas menceritakan kejadian yang menimpa Akbar Tanjung pada musyawarah nasional 2004. Saat itu, akbar yang duduk sebagai petahana dikalahkan oleh Jusuf Kalla dalam perolehan suara.
Menurut Indra, faktor lainnya yang menyebabkan sulitnya Ical –panggilan akrab Aburizal Bakrie- bersaing adalah permasalahan usia. Saat ini, tambahnya, Golkar lebih cocok memang dipimpin oleh kaum muda. “Biar lebih bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tarik ulur soal pelaksanaan Munas masih menjadi isu panas di internal partai Golkar. Kubu Ical tetap bersikukuh pelaksanaa munas dilaksanakan pada tahun 2015.
Sedangkan disisi lain kubu penentang Ical mendesak munas digelar tahun 2014. Alasannya jika munas dilaksanakan tahun depan, maka tidak sesuai dengan AD/ART partai yang menyatakan bahwa jabatan DPP Partai Golkar adalah lima tahun.