Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak kepolisian mengkonfirmasi ada dua anggota mereka yang terluka saat kericuhan terjadi di sekitar gedung Mahkamah Konstitusi, Kamis (21/8), kemarin. Juru bicara Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Polisi Ronny Sompie mengatakan, saat ini keduanya tengah mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Ronny menceritakan, kedua petugas tersebut berjaga tepat di belakang kawat berduri yang dipasang kepolisian. “Mereka terdorong jatuh, dan kawat duri mengenai tubuh mereka,” ujar Ronny. Hingga kini, Ronny belum dapat memastikan seberapa parah luka yang dialami kedua anggota kepolisian tersebut. “Yang pasti, beberapa bagian pakaian mereka tersobek karena tersangkut kawat berduri,” katanya.
Kericuhan yang sempat berlangsung selama 20 menit di depan patung kuda Jalan Medan Merdeka Barat, kemarin, terjadi setelah adanya usaha menerobos barikade kawat berduri yang dilakukan oleh massa pendukung Prabowo-Hatta. Polisi pun menggunakan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan massa yang mulai bertindak anarkis. Akibatnya, tidak hanya petugas kepolisian, beberapa massa pendukung Prabowo-Hatta juga dibawa ke rumah sakit akibat terkena tembakan gas air mata dari petugas.
Sebanyak 38 orang demonstran dilarikan ke empat rumah sakit yang berada di kawasan Jakarta Pusat. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Abdul Haris Bobihoe mengatakan bahwa banyak dari pendukung dirawat di Rumah Sakit karena terkena gas air mata. “Ada beberapa juga yang terkena peluru karet,” ujarnya ketika dihubungi CNN Indonesia, Jumat (22/8).
Harris memerinci ada 26 orang yang mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, empat orang dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, satu orang di Rumah Sakit PGI Cikini, dan sebanyak tujuh orang dibawa ke Rumah Sakit Tarakan. Dari total 38 orang tersebut, tujuh orang yang terluka parah dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
“Sisanya sudah kembali ke rumah masing-masing,” kata Harris. Dia menyebutkan bahwa satu orang dari ketujuh korban tersebut mengalami luka yang cukup parah. “Satu orang itu terkena tembakan peluru karet di bagian muka, dan mengalami retak pinggang karena terjatuh dari atas mobil komando,” kata Harris.
Atas kejadian tersebut, Harris mengatakan, akan ada tim advokasi partai yang akan melayangkan aduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, hari ini. “Menurut para korban, mereka tidak mendengar adanya peringatan yang diberikan oleh petugas sebelum akhirnya menembakkan peluru karet dan gas air mata,” ujar Harris.
Ronny mengatakan polisi telah melakukan pengamanan sesuai prosedur. Meski begitu Ronny mengatakan pihak kepolisian siap bekerja sama dengan pihak manapun terkait kejadian kemarin. “Kami terbuka bila ada pengawasan dari Komnas HAM,” kata Ronny.
Ronny juga menegaskan bahwa petugas mengambil tindakan sesuai prosedur setelah mendapati massa yang memaksa menerobos kawat duri, yang berarti tindakan anarkis karena telah melakukan pengrusakan. “Mereka merusak kawat duri yang merupakan properti kepolisian, dan kami melakukan tindakan yang sesuai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT