Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Jenderal Sutarman memastikan anggotanya telah bertindak sesuai prosedur saat terjadinya kericuhan antara polisi dengan massa pendukung Prabowo-Hatta di Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis pekan lalu. “Prajurit saya sudah melakukan tugas dengan benar,” ujar Sutarman ditemui di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Selasa (26/8).
Menurutnya, langkah pengamanan yang dilakukan saat itu hanya mencapai tahap ketiga. “Tahap ketiga adalah penggunaan
water cannon beserta gas air mata yang ditembakkan untuk membubarkan massa yang mencoba menerobos barikade kepolisian,” kata Sutarman.
Sang jenderal juga memastikan, tidak ada penggunaan senjata peluru karet seperti yang disebutkan dalam laporan tim kuasa hukum Prabowo-Hatta ke Komisi Nasional Hak dan Azasi Manusia (Komnasham). "Akan segera mencari tahu dari mana asal peluru karet yang dimaksud."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Abdul Haris Bobihoe sempat menyebutkan ada satu dari tujuh korban pada insiden di depan patung kuda Arjuna Wiwaha, yang mengalami luka cukup parah. “Satu orang itu terkena tembakan peluru karet di bagian muka, dan mengalami retak pinggang karena terjatuh dari atas mobil komando,” ungkap Harris beberapa waktu lalu.
Kuasa hukum Prabowo-Hatta, Habiburrahman, juga mengatakan massa melihat ada polisi yang menggunakan peluru karet, saat itu. “Ada teman kami yang luka di pipi terkena peluru karet,” ujar Habiburrahman, kemarin.
Atas kesaksian itu, tim Prabowo-Hatta telah melapor ke Komnasham dan juga berencana melapor ke Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri. “Kami tunggu hasil dari Komnasham terlebih dahulu,” ujarnya.