Anas: Pengantin Demokrat Tak Urus Gelas dan Piring

Jakarta, CNN Indonesia -- Terdakwa kasus korupsi dan pencucian uang proyek Hambalang Anas Urbaningrum menganggap dirinya 'calon pengantin' dalam Musyawarah Nasional Partai Demokrat Mei 2010 lalu. Calon pengantin yang ia maksud adalah calon ketua umum partai biru tersebut.

Ketika ditanya oleh jaksa penuntut umum Yudi Kristiana ihwal keterlibatannya dalam pemberian sejumlah uang kepada Dewan Perwakilan Cabang dan Dewan Perwakilan Daerah Partai Demokrat untuk memilih dirinya, Anas menjawab tidak tahu.

"Itu bukan urusan saya, tidak mungkin pengantin mengurus 'gelas' dan 'piring'. Tapi yang menyiapkan kegiatan adalah relawan daerah yang bersangkutan. Ya kalau pengantin ngurus itu, namanya pengantin edan," kata Anas yang dilanjutkan dengan tawa hadirin sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis malam (4/9).

Sebagai salah satu calon ketua umum partai tersebut, Anas mengaku tidak berurusan dengan hal teknis dalam pencalonannya, termasuk pertemuan anggota DPC dan DPD di Hotel Sultan dan Ritz Carlton Jakarta dan beberapa daerah lain seperti Jawa Tengah, Bali, dan Aceh.

"Apakah pembiayaan dari Nazaruddin?" tanya jaksa Yudi. Menjawab pertanyaan itu, Anas bilang tidak tahu pendanaan kegiatan tersebut. "Dia (Nazar) salah satu relawan, sama dengan relawan lain," ucap suami Atthiyah Laila tersebut.

Merujuk pada berkas dakwaan, Anas diduga menerima uang Rp 84 miliar dan USD 36 ribu dari Muhammad Nazaruddin pemilik Permai Group. Uang tersebut digunakan untuk keperluan persiapan pencalonan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Uang diberikan Nazar sebagai hadiah kepada Anas lantaran keterlibatannya memuluskan pengerjaan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor, Jawa Barat.