SATU DEKADE KASUS MUNIR

Jokowi Didesak Bongkar Misteri Pembunuhan Munir

CNN Indonesia
Senin, 08 Sep 2014 16:07 WIB
Sepuluh tahun telah berlalu sejak pegiat hak asasi manusia Munir Said Thalib diracun arsenik dosis tinggi dalam pesawat dari Jakarta ke Amsterdam. Sampai saat ini dalang pembunuhannya belum terungkap.
Aksi memperingati satu dekade kematian Munir (Adhi Wicaksono/CNNIndonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sahabat Munir dan Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) meminta presiden terpilih Joko Widodo menuntaskan pengusutan kasus Munir Said Thalib, Direktur Eksekutif lembaga pemantau hak asasi manusia Imparsial yang diracun dalam pesawat dari Jakarta menuju Amsterdam, 7 September 2004. Sepuluh tahun telah berlalu, dan dalang pembunuhan terhadap Munir belum terkuak.

Kasum menuntut pemerintahan baru Jokowi-JK bisa membongkar kasus Munir sampai ke akarnya. Harapan banyak tertumpu di pundak Jokowi karena pemerintahan SBY dianggap masih setengah hati dalam mengusut kematian Munir.

Jokowi juga diminta tidak mengangkat A.M. Hendropriyono sebagai pejabat publik. Hendropriyono yang mantan Kepala Badan Intelijen Negara merupakan salah satu penasihat Tim Transisi Jokowi-JK. Ia disebut ikut bertanggung jawab dalam kasus Munir karena pembunuhan pejuang HAM itu terjadi saat ia menjabat sebagai Kepala BIN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hendropriyono, Muchdi Pr, dan As'ad Said Ali adalah anggota BIN pada saat pembunuhan Munir terjadi,” kata Choirul, Sekretariat Eksekutif Kasum, di Rumah Transisi, Senin (8/9).

Rombongan Sahabat Munir dan Kasum yang datang naik bus Kopaja itu juga meminta Jokowi-JK mengesahkan tanggal 7 September, hari kematian Munir, sebagai hari perlindungan bagi pekerja HAM. Kasum dan Sahabat Munir diterima oleh Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto. Choirul mengatakan pertemuan dengan Tim Transisi berjalan amat hangat meski Andi harus segera bertolak ke kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan.

Istri Munir, Suciwati, kepada CNNIndonesia, Jumat (5/9), menyatakan kecewa karena kasus pembunuhan suaminya sampai sekarang tak kunjung tuntas. “Kami merasa dibodoh-bodohi. Sistem peradilan di Indonesiam buruk. Semua stuck. Bagaimana cara kami mendapatkan keadilan?” kata dia.

Munir dibunuh ketika terbang ke Belanda untuk menempuh pendidikan master di bidang hukum dan HAM. Hasil autopsi menunjukkan Munir meninggal akibat keracunan arsenik dalam dosis tinggi.

Suciwati mengatakan SBY sesungguhnya telah bertindak benar di awal pemerintahannya dengan membuat tim pencari fakta yang terdirid ari jaksa, polisi, dan profesional di bidang hukum dan HAM. “Sayangnya hasil temuan mereka tidak pernah dibagikan ke publik,” kata Suciwati.

Ia semakin kesal ketika Mahkamah Agung pada 2013 mengabulkan peninjauan kembali yang mengkorting hukuman Pollycarpus, pilot Garuda yang dipidana atas pembunuhan berencana terhadap Munir, dari 20 tahun menjadi hanya 14 tahun penjara.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER