Jakarta, CNN Indonesia -- Pemeriksaan terhadaap lima terduga teroris yang ditangkap di Bima, Nusa Tenggara Barat, masih dilakukan pihak kepolisian. Mabes Polri menyebutkan bahwa sejumlah bukti yang telah ditemukan sejauh ini mengarah pada keterkaitan terduga teroris Bima dengan penembakan polisi yang terjadi di wilayah itu sepanjang tahun 2014.
"Belum dapat dibuktikan tapi bukti menuju ke arah sana (terkait penembakan polisi)," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Kantor Humas Mabes Polri, Senin (22/9).
Boy belum dapat menjelaskan lebih rinci mengenai keterkaitan kelima terduga teroris dengan aksi penembakan polisi di Bima. "Pemeriksaan terhadap kelimanya terus kami lakukan," ujar Boy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelima teroris dimaksud yaitu Juwait alias Herman, Suhail alias Gondong, Juned alian Gun, Samil alias Salman, dan Irawan. Detasemen Khusus Antiteror sebenarnya menangkap enam terduga teroris. Namun satu orang bernama Adnan alias Deo alias Nurdin ditembak karena melempar bom ke arah Anggota Densus saat hendak dilakukan penangkapan.
Mantan Kepala Bidan Humas Polda Metro Jaya ini menjelaskan, keenam orang tersebut termasuk dalam jaringan teroris Santoso. Namun dia tidak bisa mengatakan mereka tergabung dalam Islamic State of Iraq and Syria. "Dia (Adnan) melemparkan dua bom pipa ke arah anggota, terpaksa kami lumpuhkan," kata Boy.
Densus 88 menangkap enam terduga teroris di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Jumat (19/9). Terduga teroris yang tewas atas nama Adnan hinga kini jasadnya masih di rumah sakit di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kelima terduga dikaitkan dengan penembakan tiga polisi karena sebelumnya Kapolri Jenderal Sutarman menyatakan penembakan polisi di Bima bermotif teror.
Sepanjang tahun 2014, terjadi tiga penembakan terhadap polisi di Bima. Kapolsek Ambalawi, Bima, Iptu Abdul Salam tewas ditembak orang tak dikenal dalam perjalanan menuju Kantor Polsek Ambalawi, 16 Agustus. Peluru menembus kepala bagian belakang Iptu Abdul Salam.
Kepala Urusan Satuan Narkoba Kepolisian Resor Kota Bima Ipda Hanafi tewas ditembak pada 28 Maret. Pada 2 Juni, Anggota Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Kepolisian Resor Kabupaten Bima Brigadir Kepala Muhamad Yamin juga meninggal karena peluru mengenai dadanya.