Kemhan Telusuri Kaburnya Pimpinan Aliran Sesat Malaysia

CNN Indonesia
Kamis, 25 Sep 2014 12:37 WIB
Pemimpin aliran sesat Malaysia bersama sejumlah pengikutnya diduga melarikan diri ke Indonesia. Pemerintah siap lakukan antisipasi.
peta asia tenggara
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin aliran sesat Malaysia bersama sejumlah pengikutnya diduga melarikan diri ke Indonesia. Menanggapi kabar tersebut, Kementerian Pertahanan mengaku telah melakukan tindakan antisipasi untuk mencegah aktivitas yang tidak diinginkan.

"Kami sudah tahu persis jalurnya tapi tidak bisa diungkap ke publik. Kami sedang dalam kondisi waspada dan semua pihak bekerja untuk itu," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat ditemui di Monas, Jakarta, Jumat (25/9).

Purnomo mengaku telah menginstruksikan kepada Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kemenhan yang membawahi Anstra, badan intelijen Kemenhan, untuk melakukan pemantauan dan koordinasi dengan BNPT, Kepolisian, dan TNI. Koordinasi tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap basis-basis golongan radikal yang hendak memasuki perbatasan Indonesia, terutama ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sana pihak kepolisian berhasil menangkap empat orang yang bergerak dari Makasar ke Poso," kata Purnomo.

Hingga saat ini Purnomo belum berani mengungkap detail pergerakan gerakan radikal atau ekstremis ke ranah publik karena data dan informasinya masih di tangan intelijen. Namun Purnomo memastikan penjagaan di perbatasan masih berjalan hingga kini. "Patroli darat, laut, dan udara tetap kita lakukan," ujarnya

Dilansir Harian Metro terbitan Kuala Lumpur, Selasa (23/9), beberapa pengikut aliran sesat yang tengah dipantau pihak berwajib di Malaysia melarikan diri ke Indonesia, termasuk pemimpin utamanya, setelah kegiatan mereka terungkap di media pada awal September.

Pemimpin utama aliran sesat yang merupakan pegawai di sebuah Jabatan Agama Islam Negeri itu gagal ditahan pada Jumat (19/9) karena tak kunjung muncul di Lapangan Terbang Antarbangsa Kuala Lumpur 2 (KLIA2).

Pejabat Kementerian Dalam Negeri Malaysia Zamihan Mat Zin Al Ghari mengatakan kelompok tersebut diduga memiliki dana hingga tiga juta ringgit (Rp11 miliar) dan berpotensi terjerumus ke aktivitas militan.

Kelompok tersebut diduga memiliki sekitar 5.000 anggota di seluruh Malaysia dan memperoleh sumber keuangan dari hasil sumbangan anggotanya. Selain bergerak di dalam negeri, hasil pengusutan juga mendapati kelompok itu mempunyai kaitan dengan sebuah organisasi politik di negeri tetangga Jiran.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER