KASUS KEKERASAN PAPUA

Aktivis HAM Papua Tunggu Dialog

CNN Indonesia
Kamis, 25 Sep 2014 15:22 WIB
Meningkatnya jumlah kekerasan di Papua selama 2014 membuat aktivis ham gerah. Mereka desak pemerintah segera adakan dialog.
Foto ilustrasi kekerasan di Papua (Reutersphoto/Muhammad Yamin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Terus meningkatnya jumlah kekerasan yang terjadi di Papua sepanjang tahun 2014 membuat aktivis hak asasi manusia (ham) gerah. Mereka mendesak pemerintah untuk segera adakan dialog bersama.

Ketua Jaringan Advokasi Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia Pegunungan Tengah Papua Theo Hesegem mengatakan konflik yang terjadi antara aparat berwenang dengan kelompok separatis disebabkan oleh belum adanya komunikasi intensif antara pemerintah dengan warga Papua.

“Soal kekerasan Papua, belum ada tanggapan secara resmi dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah Papua,” kata Theo saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (25/09). Menurutnya, dialog tersebut penting untuk mencari solusi agar keadaan Papua tetap kondusif. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data dari Forum Kerja Oikumenis Gereja Papua, beberapa insiden kekerasan pecah di tanah Papua sejak awal tahun. Mulai dari pembiaran terhadap konflik dan perang suku di Timika, aksi anarkis di Pasar Youtefa yang menewaskan lima mahasiswa Papua, insiden Lanny Jaya antara aparat dengan kelompok separatis, aksi pembakaran 17 rumah warga, kriminalisasi dan teror terhadap aktivis HAM Papua, hingga penembakan atas warga sipil di Nabire.

Menurut Theo keinginan beberapa kelompok warga Papua yang ingin memerdekakan diri sebenarnya didorong atas rasa ketidakpercayaan mereka terhadap sikap pemerintah. Contohnya aparat seringkali mudah menjatuhkan stigma Organisasi Papua Merdeka (OPM) kepada masyarakat sipil Papua.

“Stigma tersebut meneror warga sipil Papua. Mereka mau bicara saja sekarang takut,” kata dia. 

Theo melanjutkan aparat semestinya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan stigma OPM. Pasalnya, warga yang terkena stigma bisa terkena resiko ditangkap bahkan ditembak mati ditempat oleh aparat.

Theo lantas menyebutkan sebuah kasus soal adanya warga sipil yang ditembak mati di tempat oleh aparat hanya karena mabuk dan meracau. Ada juga tiga warga sipil yang berprofesi sebagai guru dan petani di Kabupaten Lanny Jaya ditangkap dan digeledah rumahnya karena diduga bagian dari OPM. Setelah pemeriksaan, polisi kemudian melepaskan karena tidak terbukti mereka bagian OPM.

Sementara itu, aktivis ham dan rohaniawan gereja Pastor Jhon Djonga mengatakan konflik kekerasan yang terjadi hingga saat ini membuat banyak warga sipil terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Tak hanya itu, aktivitas sekolah bagi anak-anak juga terpaksa dihentikan. Misalnya saja seperti yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya.

“Kami meminta juga agar pemerintah memperhatikan nasib pengungsi yang sekarang sedang menderita di Lanny Jaya,” ujarnya, menambahkan. “Tolong perhatikan Papua.”

 

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER