Jakarta, CNN Indonesia -- Pengungkapan kasus penyelundupan narkoba jenis shabu seberat 71.5 kilogram oleh Badan Reserse Kriminal Polri memperlihatkan Indonesia menjadi salah satu tujuan bandar narkoba internasional untuk menjual barangnya. Polri menilai hilir-mudik narkotika dari luar negeri akan terus berlangsung selama pasar narkoba masih banyak tersebar di dalam negeri.
Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan, banyaknya jumlah masyarakat Indonesia semakin membuka peluang banyaknya pengguna narkoba dan membuat sindikat narkoba di luar negeri kian tertarik untuk terus berdatangan ke Indonesia. "Sepanjang masih ada pengguna, pengedar dan pasar, maka barang akan terus berusaha masuk ke Indonesia," ujar Sutarman di Rupatama Mabes Polri, Jumat (10/10).
Pengungkapan puluhan kilo narkotika itu menjadi catatan tersendiri bagi Polri. Artinya, masih banyak pemain narkotika internasional yang mengincar Indonesia sebagai tempat pemasaran mereka. Hal itu kian terbukti dengan ditangkapnya tiga warga asing satu orang warga Indonesia yang ditangkap di empat tempat berbeda. Dari empat tersangka, yaitu AGN (WNI), LTY dan CFC (warga negara Tiongkok) dan FKH (warga negara Hong Kong), Polri menyita 71.5 kilo shabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang masih ada pengguna, pengedar dan pasar, maka barang akan terus berusaha masuk ke IndonesiaJenderal Sutarman |
Sering terungkapnya pengiriman narkotika lewat jalur udara, membuat sindikat narkotika internasional menggunakan jalur lain untuk melakukan pengiriman. Seperti yang dilakukan oleh keempat tersangka itu, Polri mendapati narkotika dibawa masuk ke Indonesia melalui jalur laut. Mereka memilih sebuah kapal ekspedisi sebagai alat angkut. "Rute mereka adalah Tiongkok, Hong Kong, lalu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok untuk disebar ke beberapa kota besar di Indonesia," kata Sutarman.
Saat ini, menurut Sutarman, Indonesia pun tidak lagi menjadi negara pengguna melainkan menuju negara produsen. "Beberapa saat lalu kita menemukan adanya laboratorium di Batam dan Tangerang. Ini membuktikan Indonesia sudah mampu memproduksi," ujarnya. Karenanya, Polri mengharapkan dukungan masyarakat untuk membantu mengenyahkan peredaran narkoba di Indonesia dan menggagalkan kesempatan Indonesia sebagai pasar narkotika selanjutnya. "Kita semua harus menekan angka konsumsi agar barang tidak lagi masuk," kata Sutarman.