HARTA MENTERI

Menteri Sofyan Datangi KPK Laporkan Harta

CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2014 12:17 WIB
Setelah tiga menteri Kabinet Kerja melaporkan harta kekayaan Rabu (5/11), hari ini giliran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Sofyan datang ke Kantor KPK untuk melaporkan harta kekayaan hari ini, Kamis (6/11). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kabinet Kerja satu per satu mulai menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi. Kamis pagi (6/11), giliran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil yang datang melaporkan harta kekayaan yang dimilikinya ke Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN KPK.

"Ini saya melaporkan harta yang kelima kalinya. Jadi jika ada yang sebut saya belum melaporkan harta sejak 2004, itu tidak benar," kata Sofyan saat mendatangi Kantor KPK sekitar pukul 10:00 WIB, Kamis (6/11).

Sofyan mengatakan, dirinya pernah melaporkn harta kekayaan pada 2001, 2004, 2007, dan 2009. "Pada 2007 saat pergantian dari Menko ke BUMN, selesai 2009, saya lapor lagi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sofyan enggan menyebut berapa nilai harta yang dilaporkan ke KPK. Namun ketika ditanya apakah harta milinya mencapai Rp 10 miliar, Sofyan dengan enteng menjawab, "Lebih dong."

Besarnya harta Sofyan bukan tanpa alasan. Dia mengaku untuk menjadi menteri, dirinya harus melepas 12 posisi jabatan profesional di berbagai sektor. "Jadi besarnya berapa nanti diumumkan oleh KPK," kata Sofyan.

Pada Rabu (5/11), tiga menteri Kabinet Kerja telah lebih dulu menyerahkan laporan harta mereka yaitu Menteri Pemberdayaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Kesehatan Nilla Moeloek, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Berdasarkan penelusuran CNN Indonesia di situs acch.kpk.go.id pada 27 Oktober lalu, Sofyan melaporkan harta pada 10 Juni 2001 dan 1 November 2004. Total harta Sofyan tahun 2004 sebesar Rp 5,21 miliar dan US$ 91.670 terdiri dari tanah dan bangunan Rp 500 juta; surat berharga Rp 1,7 miliar; alat transportasi Rp 365 juta; harta bergerak lain Rp 1,38 miliar; serta giro dan setara kas Rp 1,61 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER