Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi mengisyaratkan penembakan di rumah Amien Rais gunakan senjata rakitan berdasarkan proyektil dan selongsong peluru yang ditemukan di tempat kejadian perkara, TKP.
Bukti yang ditemukan di TKP membuat kepolisian menduga bahwa penjualan senjata api rakitan sudah mencapai berbagai provinsi di Indonesia termasuk di Yogyakarta.
Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius penangkapan pelaku penembakan di rumah Amien Rais bisa membuka jalan terhadap investigasi senjata api rakitan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Polri telah menindak para pelaku pembuat senjata api rakitan yang berdomisili di Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Penindakan merupakan perkembangan kasus yang sama yang terjadi satu tahun lalu, November 2013.
"Lima orang sudah kami amankan dan masih ada beberapa yang menjadi target," ujar Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Sutarman di Jakarta, Jumat (7/11).
Kelima orang tersebut adalah Y, penjual senjata api rakitan; S, UM, dan YR, pembuat senjata api; serta NES, pembeli senjata api.
Kelimanya saat ini sudah diamankan di ruang tahanan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Polri sebelumnya telah menangkap tujuh orang yang saat ini sedang berproses di pengadilan.
Sutarman mengatakan para pelaku memiliki dua modus dalam perakitan senjata api.
"Pertama, mereka membuat jika ada pesanan, kedua, dengan mengubah senapan angin menjadi senjata api," katanya.
Sejauh ini Bareskrim Polri baru mengindentifikasi 14 bengkel pembuatan senjata rakitan tersebut yang telah beroperasi selama satu tahun.
"Masing-masing bengkel bisa membuat dua senjata api dalam seminggu," ujar Sutarman.
Hal itu berarti, dalam satu tahun 14 perusahaan tersebut mampu membuat 1.456 senjata api rakitan.
Mudah dibuatSelain 14 bengkel, Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius menjelaskan masih ada sejumlah bengkel lagi yang belum teridentifikasi memiliki peralatan pembuat senjata api rakitan.
"Jadi ada beberapa bengkel yang bagian depan menjual senjata angin tapi saat dicek ke dalam ternyata membuat juga senjata api rakitan," kata Suhardi di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jumat (7/11).
Suhardi meminta bantuan semua elemen masyarakat hingga pemerintah daerah untuk melakukan deteksi dini terhadap aksi pembuatan senjata api rakitan tersebut.
"Kewajiban semua pihak. Tapi saat ini beberapa bengkel yang mencurigakan sudah diawasi oleh tim Polda Jawa Barat," kata Suhardi.
Suhardi menyebut, hasil senjata rakitan tersebut hampir mirip dengan senjata buatan pabrik resmi karena pembuatan senjata rakitan juga dinilai tidak sulit. Bahkan pemuda lulusan sekolah teknik menengah juga dapat merakitnya dengan mudah.
"Saya pun dulu sekolah di STM dan bisa melubangi besi dengan mudah. Bentuknya sangat mirip, bahkan ada sablon untuk mereknya," ujar Sutarman.
Harga sepucuk senjata api rakitan ditaksir mencapai Rp 4 Juta dan sudah dijual hingga ke beberapa provinsi di Indonesia, termasuk Yogyakarta.
Dari hasil penindakan terhadap bengkel pembuatan senjata rakitan, polisi menyita barang bukti tiga revolver kaliber 38 Special, tiga pistol Walther PPK kaliber 32 ACP, satu pistol Browning kaliber 9mm, satu Pocket Gun Colt kaliber 25 ACP, satu pistol Sig Sauer kaliber 9mm, satu Model Gun Konversi kaliber 9mm, serta beberapa alat pembuat senjata api.