Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan Orangutan terancam nyawanya akibat kebakaran yang terjadi di lahan gambut perkebunan sawit Artu Energie Resources, Kalimantan Barat. Beberapa diantaranya bahkan terbakar hidup-hidup.
“Kami melihat kerangka Orangutan yang terbakar diantara abu sisa kebakaran hutan di kawasan itu,” kata Dokter Hewan Christine dari Yayasan International Animal Rescue Indonesia (YIAR Indonesia) kepada CNN Indonesia, Kamis malam (13/11).
Dia mengatakan kejadian berawal ketika pekan lalu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Ketapang dan YIARI menerima laporan dari Yayasan Palung mengabarkan keberadaan Orangutan di perkebunan sawit Limpah Sejahtera. Orangutan yang berada dalam kawasan tersebut tampak stress dan depresi dan diduga berhasil selamat dari kebakaran hutan di perkebunan sawit Artu di sebelahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami segera mengirimkan petugas medis dan membius Orangutan betina yang sudah lemas karena kelaparan dan dehidrasi. Tubuhnya kurus kekurangan makanan,” katanya.
Sehari setelahnya, datang kembali laporan mengenai Orangutan lainnya dari lokasi kebun sawit yang sama. “Kali ini, seekor Orangutan jantan dewasa yang terlihat lemas dan kurus,” kata dia.
Namun, dia menyampaikan Orangutan tersebut berhasil diselamatkan setelah tim medis membius hewan yang tampak limbung itu. Hingga saat ini, pihaknya bersama dengan BKSDA Ketapang masih melakukan penyelamatan terhadap Orangutan yang terjebak di lahan sawit Kalimantan Barat.
Ketua program YIARI Karmele Sanchez mengatakan pemandangan di kawasan perkebunan Kalimantan yang dibuka dengan pembakaran hutan bisa mengancam keberlangsungan Orang Utan.
“Kondisinya sangat menyedihkan, gundul dan terbakar. Orangutan terdesak dengan perkebunan sawit. Kami harap perusahaan dapat melakukan kegiatannya dengan cara lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, “ kata dia.
Kebakaran hutan dan perubahan habitan seperti kebun kelapa sawit diduga telah menjadi penyebab utama turunnya populasi Orangutan di Kalimantan. Data dari YIARI menunjukkan populasi Orangutan Kalimantan telah menurun sebanyak 50 persen dalam 60 tahun terakhir.