Jakarta, CNN Indonesia -- Bentrokan yang terjadi antara TNI dan Polri di Batam, Kepulauan Riau, menuai tanggapan dari politikus. Salah satunya, politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Martin Hutabarat.
"Seharusnya ada pengujian cara
blusukan Jokowi sebagai presiden. Saya kira penyelesaiannya bisa dengan cara
blusukan,” kata Martin kepada para wartawan di Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan Jakarta Pusat, Jumat (21/11).
Menurut Martin, Jokowi seharusnya bisa
blusukan mendatangi asrama-asrama tentara dan polisi. Tujuannya berbicara dengan tentara dan polisi, biar tahu akar masalahnya di mana dan apa yang ada di benak-benak Polri dan TNI. “Saya belum lihat Jokowi
blusukan kesana," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi, kata Martin, harus bisa membuktikan, bahwa akar konflik antar TNI dan Polri ini sudah lama dan belum tuntas juga. "Saya kira pakailah resep blusukan ini untuk mendamaikan permasalah di TNI dan Polri tidak ada salahnya untuk datang kesana," ujarnya.
Setelah itu, Jokowi buat keputusan dan kebijakan sehingga tidak terulang lagi kejadian seperti di Batam. “Sebenarnya malu juga kalau setiap saat TNI dan Polisi ini perang kaya perang membunuh orang, itu TNI dilatih untuk membunuh musuh bukan untuk membunuh sesama, dan lagi polisi dilatih untuk menjaga keamanan bukan untuk membunuh tentara," katanya lagi.
Sebelumnya, Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Hariz Azhar, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/11), menyayangkan insiden bentrokan antara Polisi dan TNI di Batam. Peristiwa itu bukan pertama kali terjadi. Dalam bentrokan kedua ini seorang prajurit TNI, Praka JK Marpaung, meregang nyawa.