Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menilai M Prasetyo merupakan sosok yang tepat sebagai Jaksa Agung. Bagi JK tak masalah Prasetyo tidak melewati rekomendasi di Komisi Pemberatasan Korupsi.
"Lewat KPK itu kan bukan kewajiban tapi memang ada beberapa kebijakan," ujar JK kepada wartawan seusai mengisi acara Konferensi Besar XV Fatayat NU di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (21/11).
Menurut bekas Ketua Umum Partai Golkar ini pemilihan Prasetyo sebagai orang nomor satu di Korps Adhyaksa ini semata karena kapasitas Prasetyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Prasetyo itu dipilih lantaran kemampuannya, bukan karena partainya," ujar JK.
Pada kesempatan yang sama JK juga menegaskan bahwa Prasetyo tidak lagi kader partai politik sehingga tak ada aturan yang dilanggar. "Jam 10 pagi sudah keluar, pelantikannya baru pukul 3 sore," tuturnya.
JK juga cukup santai menanggapi pro-kontra terhadap pemilihan Prasetyo. "Ada yang senang dan tidak senang itu hal yang biasa dalam demokrasi,” ucapnya.
Sebelumnya di tempat terpisah JK menyatakan pendapat pribadinya bahwa Prasetyo adalah sosok yang pas. "Saya tidak ada hak untuk setuju atau tidak setuju, saya ikut Presiden saja, tapi dia ya pasti mampu," ujarnya di Istana Negara, Jumat pagi.
Presiden Joko Widodo akhirnya menjatuhkan pilihan Jaksa Agung kepada kader anggota DPR dari Partai Nasional Demokrat M Prasetyo. Pelantikan Prasetyo digelar di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/11). Pemilihan Prasetyo ini sendiri banyak menuai kritikan tajam. "Sangat tidak tepat," ujar Ketua KPK Abraham Samad beberapa waktu lalu pada CNN Indonesia.
Prasetyo, yang hari ini mulai bekerja sebagai Jaksa Agung menepis keraguan sejumlah pihak akan kemampuannya. “Lihat saja nanti bagaimana saya. Saya sudah bilang, ketika negara memanggil, kepentingan lain tentu akan ditinggalkan. Semua untuk kepentingan negara," ujar Prasetyo sesaat sebelum memasuki kantor barunya di Gedung Kejaksaan Agung, Jumat pagi.