Lembaga swadaya masyarakat (LSM) penggiat hak asasi manusia (HAM) Asian Muslim Action Networks (AMAN) mengatakan penerimaan masyarakat akan kelompok transgender merupakan indikator kemajuan dalam mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Dwi Rubiyanti Kholifah selaku perwakilan Indonesia untuk AMAN dalam konferensi pers yang digelar di kantor Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), pada Senin (24/11).
Ruby mengatakan beberapa kegiatan yang diadakan dalam rangka membuka perspektif masyarakat dalam memahami kelompok transgender mendapatkan apresiasi yang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami adakan pengajian transgender di Pasar Rembang, Yogyakarta. Pengajian tersebut berjalan aman. Itu salah satu kemajuan di Indonesia (dalam hal kesetaraan gender),” ujar dia.
Dia mengatakan kelompok transgender seringkali merasa galau akan orientasi gender mereka. Pengajian tersebut, katanya, bisa membantu kelompok transgender mengatasi persoalan konflik identitas yang seringkali mendapatkan tekanan dari masyarakat.
“Pengajian transgender ini merupakan terobosan pertama dalam perlindungan hak-hak kaum minoritas,” ujar dia.
Sikap penerimaan dari masyarakat tersebut, katanya, yang kemudian menjadi bahasan dalam Konferensi Beijing +20 di Thailand pada 17 hingga 20 November lalu.
“Pengajian transgender bisa terus didukung. Inisiasi kecil seperti ini bisa dilanjutkan ke depannya,” kata dia.
Selain pengajian, acara pemutaran film mengenai kisah transgender juga berhasil mendapatkan perhatian masyarakat.
Ruby mencontohkan dalam sebuah pemutaran film yang diinisiasi oleh Pusat Kajian Islam dan Transformasi Sosial (LkiS) orangtua dari anak transgender banyak yang menangis setelah menyaksikan film.
“Anak-anak muda transgender akhirnya mengundang orangtua mereka ke pemutaran film. Di sana, tampak bagaimana film itu membuat para orangtua menangis karena melihat dari perspektif anak,“ kata dia menjelaskan.
Persoalan kesetaraan gender di Indonesia menjadi fokus bahasan utama dalam konferensi tingkat Asia Pasifik bertajuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan pada 17 hingga 20 November lalu. Selain kesetaraan gender, fokus bahasan lain diantaranya hak seksual, identitas gender orientasi seksual dan berbagai bentuk keluarga.
(Baca juga: Komnas Perempuan: LGBT Perhatian Khusus)