NASIB GURU

Jokowi Diminta Perbaiki Nasib Guru Honorer

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2014 08:00 WIB
Nasib guru honorer di Indonesia masih menjadi persoalan. Selain mendapatkan upah minim, status kepegawaian mereka seringkali tak jelas ujungnya.
Sejumlah guru dan Staf kementerian usai mengikuti upacara peringatan Hari Guru Nasional di Kemenbuddikdasmen, Jakarta, Selasa (25/11). Persatuan Guru Republik Indonesia mengatakan nasib guru honorer di Indonesia hingga kini masih berada dalam ketidakpastian. (CNNIndonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nasib guru honorer di Indonesia masih menjadi persoalan. Selain mendapatkan upah minim, status kepegawaian mereka seringkali tak jelas ujungnya.

Sulistiyo selaku Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengatakan penghasilan rata-rata guru honorer di Indonesia sangat memprihatinkan.

"Angkanya hanya mencapai Rp 300 ribu per bulan. Berarti per hari guru hanya dibayar Rp 10 ribu," kata Sulistiyo saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (25/11) sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sulistiyo mencontohkan ada guru honorer Taman Kanak-Kanak di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki penghasilan hanya Rp 100 ribu per bulan.

"Guru honorer di daerah hidupnya masih jauh di bawah garis kemiskinan," ujarnya.

Guru honorer terbanyak, diperkirakan berada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun tak ada angka yang pasti, Sulistyo memperkirakan jumlah guru honorer di masing-masing wilayah tersebut mencapai 80 ribu orang.

"Angka tersebut diperkirakan dari kepemilikan Nomor Unit Pendidik dan Tenaga Pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia kami," katanya.

Selain persoalan upah minim, guru honorer juga dihadapkan dengan permasalahan lain. Sulistiyo mengatakan status kepegawaian guru honorer tidak pernah jelas. Akibatnya, kesejahteraan guru honorer tidak menentu.

"Gimana mau jelas, kalau jumlah guru honorer di Indonesia saja pemerintah tidak tahu," ujarnya.

Tak hanya itu, rerkrutmen guru honorer pun dinilai Sulistyo penuh ketidakjelasan karena tidak adanya standar nasional ataupun kewilayahan mengenai guru honorer. Proses perekrutan, katanya hanya berdasarkan ketentuan di masing-masing sekolah.

"Kalau kondisinya seperti ini terus, kategorinya, sudah menganiaya guru honorer," kata Sulistiyo.

Menurut Sulistiyo, pemerintah sebaiknya menentukan kepastian mengenai masa depan guru honorer dengan tidak menyerahkan nasib mereka ke tangan sekolah.

"Kalau kualitas guru honorer tersebut bagus, ya diangkat jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kalau tidak bagus, pemerintah harus tegas supaya mereka tak banyak berharap," ujar Sulistiyo.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan akan lebih memperhatikan nasib guru. Hal tersebut diungkapkan Anies pada peringatan Hari Guru Nasional di Kemendikbud, Selasa pagi (25/11).

"Pemerintah berencana menetapkan upah minimum guru dalam waktu dekat ini. Yang terpenting gaji guru jangan sampai cuma Rp 150 ribu atau 200 ribu saja," ujarnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER