POLLYCARPUS BEBAS

Putra Pollycarpus: Kaget Lihat Papa Jadi Headline di Koran

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2014 14:21 WIB
Anak Pollycarpus masih ingat kalimat pertama Polly saat mendengar kabar kematian Munir. Kala itu, mereka sedang berada di dalam mobil.
Hera Iswandari (tengah) Istri dari terpidana pembunuh aktivis HAM, Pollycarpus, bersama anaknya Gad Pascalis (kanan) saat tiba di kediaman mereka di Komplek Pamulang Permai, Tangerang Selatan, Sabtu, 29 November 2014.(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dekade sudah kasus pembunuhan pegiat Hak Asasi Manusia, Munir Said Thalib, tak terungkap. Sepanjang kurun waktu tersebut tidak hanya keluarga Munir yang terpaksa hidup dengan penuh tanda tanya. Karena ternyata, meski pengadilan telah memutuskan Pollycarpus Budihari Prijanto sebagai pembunuh Munir, namun keluarga Pollycarpus merasakan kebingungan yang sama.

Gad Pascalis, 24, anak kedua dari tiga bersaudara anak pasangan Pollycarpus dengan Hera Iswandari, menjadi orang yang mendengar reaksi Polly setelah mendengar kabar tentang kematian Munir, pada September, sepuluh tahun silam. Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, kala itu, Gad harus memahami sebuah kasus hukum sekaligus politik yang menyeret ayahnya.

Dalam perbincangan khususnya dengan Megiza wartawan CNN Indonesia, Gad menyusuri ingatannya, saat pertama kali mengetahui sang ayah diduga terlibat dengan sebuah kasus pembunuhan yang menggemparkan tanah air.

Masih ingat pertama kali mendengar berita tentang pembunuhan Munir?
Masih. Tapi waktu itu enggak ngeh juga tentang siapa almarhum. Tahu ada berita almarhum meninggal itu pas lagi sama Papa di mobil. Saya lagi berdua di dalam mobil, dengar radio elshinta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa reaksi bapak saat mendengar berita itu?
Yang saya ingat, bapak ngomong; "Lho, ini kan kemarin ketemu?".

Setelah itu, apakah bapak langsung dipanggil polisi?
Enggak. Tapi dua minggu kemudian, ada panggilan.

Kapan pertama kali tahu ayah anda akhirnya ditahan dan disangka sebagai pembunuh Munir?
Waktu itu saya masih kelas 2 SMP, di SMP Mater Dei. Kaget banget rasanya ketika sampai di sekolah, liat di galeri tempat koran-koran, ada foto Papa jadi headline beberapa koran.

Reaksi teman-teman di sekolah dengan berita itu?
Kebetulan teman-teman akrab sama Papa, mereka tahu Papa saya seperti apa. Jadi enggak ada yang ngejekin. Agak tenang sih waktu itu karena di sekolah enggak ada yang ngebahas. Guru-guru waktu itu pada bilang, itu yang namanya politik.

Reaksi keluarga ketika dengar ayah anda ditahan, disidang sampai akhirnya divonis?
Kami semua ngikutin aja. Mama yang paling hebat. Mama minta anak-anaknya buat mikirin sekolah saja. Syukurnya, saya masuk SMA dapat beasiswa di Gonzaga. Kakak kebetulan masuk sekolah kedokteran dan dapet beasiswa di tahun kedua. Sedangkan, adik saya terus lanjutin sekolah sampai akhirnya berhasil masuk kuliah di kedokteran hewan Universitas Airlangga. 
Gad Pascalis, Putra Pollycarpus, bekas Pilot Garuda yang sudah dibebaskan dari hukuman setelah terbukti membunuh aktivis HAM, Munir Said Thalid. (CNN Indonesia/Adhi WIcaksono)


Apa yang ada anda pikirkan saat mendengar tuduhan-tuduhan saat itu?
Kalau saya sih enggak mikir sampai seberat itu. Saya masih yakin Papa enggak ngapa-ngapain. Kita sama-sama shock. Tapi semuanya bertahan.

Bagaimana kondisi ekonomi keluarga saat ayah anda mulai ditahan?
Mama buka usaha jual obat-obatan herbal, bikin makanan buat orang-orang yang pesan. Usaha itu masih terus sampai sekarang.

Benar sampai jual mobil setelah ayah anda di penjara?
Dulu Papa koleksi Jeep tahun 1944. Setelah Papa ditahan, di rumah itu mobil enggak ada yang urus. Cuma jadi sarang laba-laba. Karena enggak ada yang urus. Akhirnya tahun 2011 dijual.

Bagaimana sosok ayah anda di tengah-tengah keluarga?
Bapak itu orangnya melakukan apa-apa sesuai prosedur, teliti dan tegas. Kalau misalnya ada sesuatu yang harus dilakukan, ya pasti dilakuin sama Papa. Dia juga orangnya on schedule, melakukan apa-apa tepat waktu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER