PERAMPOKAN DALAM TAKSI

Perampokan Bukan Terjadi di Armada Taksi Express

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2014 14:40 WIB
Perampokan di dalam taksi dua kali dalam sepekan ini dipastikan bukan di armada Taksi Express. Ada dugaan identitas taksi dipalsukan.
Perampokan di dalam taksi dua kali dalam sepekan ini dipastikan bukan di armada Taksi Express. Ada dugaan identitas taksi dipalsukan. (Dok.Thinkstockphotos.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beredarnya kabar perampokan yang terjadi dalam taksi putih kian meresahkan masyarakat. Taksi Express, yang armadanya identik dengan warna putih, sempat disebut-sebut sebagai tempat kejadi perampokan. 

Direktur Operasional Express Group, Herwan Gozali, menegaskan dua kasus perampokan dalam taksi itu bukan terjadi di armadanya. "Taksi itu bukan Taksi Express dan kami mengutuk perbuatan kriminal ini," ujarnya. 

Herwan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pelacakan menggunakan perangkat Global Positioning System (GPS) yang terdapat di kedua taksi, yang disebutkan para korban. Dia meyakini, dua taksi dengan nomor lambung DP 8015 dan DP 8012 tidak berada di lokasi tempat kejadian perampokan, seperti yang dilaporkan oleh kedua korban. 

Laporan tersebut dilanjutkan oleh pihak Express Group dengan meminta untuk dipertemukan dengan korban. Dari sana, diketahui kedua korba mengungkapkan adanya perbedaan signifikan antara ciri unit dan pengemudi taksi putih, mirip Express, tersebut. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah kami melakukan tracking GPS, pada hari dan jam yang disebut korban, ternyata DP 8015 dalam keadaan kosong dan berada di Jalan Benda," kata Herwan. Begitupun dengan taksi kedua. Dia mengatakan, posisi naik dan turun penumpang taksi yang dilaporkan berbeda dengan hasil pantauan GPS. 

Karenanya, PT Express Group mensinyalir adanya pemalsuan identitas taksi. "Kami akan melaporkan kasus ini ke kepolisian karena telah meresahkan masyarakat," ucap Herwan. "Tidak mungkin itu Taksi Express karena semua anggota kami sudah memenuhi syarat dalam UU No. 22 Tahun 2009," tegas Ketua Organda Jakarta, Shafruhan Sinungan, ujarnya.

Kasus pelaporan dalam taksi ini merebak ketika ada dua laporan perampokan di Taksi Express, dalam jangka waktu yang singkat. Pertama, korban melaporkan perampokan dalam Taksi Express dengan nomor lambung DP 8015 pada Selasa (26/11). Sedangkan, Laporan kedua datang dari korban berinisial RW yang mengaku dirampok dalam Taksi Express bernomor lambung DP 8012 pada Kamis (28/11).

Korban perampokan adalah seorang karyawati berinisial RW (27). Dia dirampok di dalam taksi putih saat berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (28/11) malam. Salah seorang pelaku bersembunyi di dalam bagasi belakang sebelum masuk dan mengancam korban. RW harus merelakan uang sebesar Rp2 juta dan dua unit ponselnya yang dibawa kabur pelaku.
Sedangkan, korban lain perampokan dalam taksi adalah RP (30), seorang karyawati yang mengalami perampokan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan sekitar pukul 19.30 WIB, Senin (1/12). Pelaku berhasil membawa kabur ponsel, laptop, perhiasan dan uang di dalam ATM korban. Pelaku sempat mencekik korban memaksanya memberikan pin ATM dan menguras isi ATM korban di sebuah minimarket. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER